Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Batik Lorok Pacitan (Studi pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)
Main Author: | Winnard, Exclesia Clara Claudia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/8673/ |
Daftar Isi:
- Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu cara yang dikembangkan oleh pemerintah dalam mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia. Usaha mikro dalam perekonomian Indonesia memiliki peran yang penting dan strategis karena mampu bertahan dalam krisis ekonomi dan mampu menyerap tenaga kerja. Pengembangan UMKM dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam mencapai Perencanaan Pembangunan Nasional. Daerah berkembang di Jawa Timur salah satunya adalah Kabupaten Pacitan memiliki usaha mikro unggulan yaitu batik lorok. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi perencanaan pemerintah dalam pengembangan UMKM batik lorok Pacitan serta faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten Pacitan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, wawancara dan observasi. Instrument yang digunakan adalah peneliti sendiri, pedoman wawancara, buku cacatan, alat perekam dan kamera. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif Miles, Hubermen dan Saldana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi perencanaan pemerintah dalam pengembangan UMKM batik lorok Pacitan berdasarkan lima proses perencanaan strategis yang disesuaikan dengan Rencana strategis Dinas Koperasi dan Usaha Mikro yaitu 1) memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis meliputi pengembangan kemampuan, peningkatan SDM, teknologi pengetahuan, akses permodalan, pemasaran dan promosi serta pengembangan sarana usulan; 2) memperjelas mandat organisasi meliputi perlindungan konsumen dan peningkatan penggunaan dalam negeri; 3) memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi; 4) menilai lingkungan eksternal meliputi ancaman berupa harga jual batik yang tinggi, kemudian peluang berupa penggunaan bahan alami dalam pembuatan batik lorok dengan motif dari hewan dan tumbuhan sekitar; 5) menilai lingkungan internal meliputi kekuatan yaitu adanya kerjasama dengan berbagai pihak swasta, kemudian kelemahannya adalah pemisahan instansi yang berdampak pada melemahnya kinerja organisasi. Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan faktor penghambat yaitu: pelatihan pada manajemen produksi, manajemen pemasaran, dan kerjasama dengan organisasi pemuda dalam memasarkan produk. Adanya perbaikan fasilitas berupa akses jalan menuju tempat produksi dan penambahan papan petunjuk lokasi produksi serta perlunya paguyuban pengrajin batik lorok.