Social Support & Down Syndrome (Studi Fenomenologi Pemaknaan Grup WhatsApp Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) oleh Orang Tua Anak dengan Down Syndrome di Indonesia)
Main Author: | Santika, Azzumar Adhitia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/8653/ |
Daftar Isi:
- Diskriminasi terhadap anak dengan Down Syndrome dinilai masih sering terjadi. Konsep courtesy stigma pun membuat orang tua anak Down Syndrome merasakan juga bagaimana kesedihan serta diskriminasi tersebut. Padahal, orang tua ialah pemberi social support yang utama bagi sang anak. Terkait dengan masalah yang dihadapi oleh anak dengan Down Syndrome dan orang tuanya, POTADS hadir sebagai wadah yang bertujuan memberi dukungan kepada orang tua anak dengan Down Syndrome di Indonesia agar mereka senantiasa kuat, salah satunya melalui grup WhatsApp yang terbuka bagi seluruh orang tua anak dengan Down Syndrome di Indonesia. Hal yang dilakukan oleh grup WhatsApp POTADS tersebut menarik karena itu merupakan pemberian social support kepada orang tua anak dengan Down Syndrome di Indonesia, yang juga merupakan pemberi social support bagi anak mereka. Sehingga penelitian ini pun dilakukan untuk mencari tahu bagaimana pemaknaan orang tua anak dengan Down Syndrome Indonesia yang tergabung di dalam grup WhatsApp terhadap kelompok online itu, sebab pada akhirnya dukungan-dukungan yang mereka terima dari grup itu akan digunakan juga untuk mendukung tumbuh kembang sang anak. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman sadar keempat informan, yaitu Ibu Leli, Ibu Ni Luh, Ibu Ernie, dan Ibu Nunung, dalam menggunakan grup WhatsApp POTADS, yang mana pengalaman sadar tersebut akan menciptakan pemaknaan terhadapnya. Wawancara mendalam pun dilakukan untuk mendapatkan data penelitian. Hasilnya grup ini dimaknai bermanfaat karena selain mampu mendapatkan dukungan informasi yang berguna bagi perawatan anak, mereka juga mendapatkan dukungan emosional yang berguna sebagai perisai mereka menghadapi courtesy stigma. Dukungan-dukungan yang mereka peroleh dari grup WhatsApp itu pun semakin diperteguh apabila terjadi pertemuan tatap muka.