Uji Daya Hasil Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) Polong Kuning Generasi F7 Pada Dataran Rendah

Main Author: Elimawati, Evi Yulia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/8596/
Daftar Isi:
  • Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah salah satu jenis sayuran yang sering dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat. Buncis merupakan sayuran yang memiliki kandungan gizi serta vitamin yang sangat berguna bagi kesehatan jasmani. Hal ini menjadikan konsumsi terhadap komoditas buncis meningkat setiap tahunnya (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2005). Produksi buncis di Indonesia pada empat tahun terakhir menunjukkan hasil yang masih belum stabil. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan lahan dataran tinggi untuk kegiatan budidaya buncis. Solusi untuk mengatasi permasalahan tesebut adalah dengan menanam buncis yang memiliki genotip yang sesuai dengan keadaan lingkungan dataran rendah. Pengembangan varietas unggul tanaman dapat dilakukan melalui penggabungan sifat-sifat genetik yang diinginkan yaitu melalui persilangan antara varietas lokal berdaya tinggi dengan varietas introduksi. Hasil persilangan tersebut menghasilkan keturunan 3 galur generasi F6 yang memiliki heritabilitas yang tinggi serta keragaman yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hasil beberapa galur buncis berpolong kuning generasi F7 yang ditanam pada dataran rendah. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat galur buncis berpolong kuning generasi F7 yang memiliki daya hasil tinggi dari pada varietas pembanding pada dataran rendah. Penelitian dilaksanakan di Agro Techno Park, Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan April 2017 hingga Juli 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu genotip tanaman buncis sebanyak empat genotip yang terdiri atas dua galur generasi F6 (CSxGI 63-0-24 dan CSxGK 50-0-24), tetua (Cherokee Sun) dan varietas pembanding (Lebat-3). Percobaan ini terdiri dari empat ulangan, masing-masing satuan percobaan terdiri atas 30 tanaman. Karakter yang diamati adalah karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Karakter kuantitatif yang diamati adalah panjang tanaman (14, 21, 28 dan 35 hst), jumlah daun (14, 21, 28 dan 35 hst), umur awal berbunga (hst), umur awal panen (hst), jumlah klaster per tanaman, jumlah polong per klaster, jumlah polong per tanaman, panjang polong (cm), diameter polong (cm), jumlah biji per polong, bobot per polong (g), bobot polong per tanaman (g), potensi hasil per hektar (ton per hektar). Pada karakter kuantitatif dilakukan analisa menggunakan analisis ragam untuk RAK, apabila hasilnya berbeda nyata akan dilanjutkan pada uji Duncan (DMRT) taraf 5%. Karakter kualitatif yang diamati terdiri atas tipe pertumbuhan, warna standar bunga, warna polong, warna utama biji (benih) dan derajat kelengkungan polong. Data karakter kualitatif disajikan dalam gambar dan tabel. Hasil anova pada karakter pertumbuhan menunjukkan perbedaan yang nyata antara galur yang diuji dengan varietas pembanding, kecuali pada karakter panjang tanaman saat 14 hst. Terdapat pula perbedaan yang nyata lebih besar pada galur CSxGI 63-0-23 dibanding galur CSxGK 50-0-23, dikarenakan tipe pertumbuhan yang berbeda. Karakter komponen hasil berupa umur berbunga, umur panen dan jumlah polong per tanaman menunjukkan perbedaan yang nyata antara galur CSxGK 50-0-24 dengan galur CSxGI 63-0-24 dan varietas pembanding, namun galur CSxGI 63-0-24 tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding. Karakter komponen lainnya seperti jumlah kluster per tanaman, jumlah polong per kluster, panjang polong, diameter polong, jumlah biji per polong, bobot per polong dan bobot polong per tanaman menunjukkan perbedaan yang nyata antara kedua galur dengan varietas pembanding, serta perbedaan yang nyata antara galur CSxGI 63-0- 24 dengan galur CSxGK 50-0-24. Nilai keragaman genetik (KKG) karakter komponen hasil pada galur CSxGI 63-0-23 berkisar antara 1,17-16,00% yang menunjukkan keragaman yang rendah (sempit). Karakter galur CSxGI 63-0-24 memiliki nilai keragaman fenotip (KKF) antara 1,91-19,40% yang tergolong kategori rendah (sempit). KKG komponen hasil galur CSxGK 50-0-24 bernilai antara 1,39-13,00% yang termasuk keragaman yang rendah (sempit). KKF komponen hasil pada galur CSxGK 50-0-24 termasuk keragaman yang rendah (sempit) ditunjukkan pada nilai KKF yang bernilai antara 1,83-19,13%. Heritabilitas galur CSxGI 63-0-23 tergolong tinggi pada karakter jumlah klusterper tanaman, panjang polong, diameter polong, dan bobot polong per tanaman, karakter lainnya memiliki nilai heritabilitas sedang. Pada galur CSxGK 50-0-24 karakter yang memiliki nilai heritabilitas tinggi pada karakter jumlah kluster per tanaman, panjang polong dan diameter polong, selain karakter tersebut memiliki heritabilitas sedang. Potensi hasil tetua Cherokee Sun adalah 2,41 ton/ha, galur CSxGK 50-0-24 sebesar 4,23 ton/ha, galur CSxGI 63-0-24 adalah 5,39 ton/ha, dan varietas pembanding Lebat 3 adalah 8,67 ton/ha, sehingga tidak terdapat galur yang memiliki potensi hasil melebihi varietas pembanding. Rendahnya hasil pada kedua galur diindikasikan karena kurangnya kemampuan galur beradaptasi dengan dataran rendah. Karakter kualitatif menunjukkan keseragaman pada tipe tumbuh dan warna biji. Karakter yang belum seragam adalah warna bunga, warna polong dan kelengkungan polong.