Pengaruh Penambahan Tepung Daging Bekicot (Achatina fulica) Dalam Pakan Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan, Konversi Pakan Dan Umur Pertama Kali Bertelur Pada Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)
Main Author: | Rahmansyah, Muhammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/8557/ |
Daftar Isi:
- Bekicot merupakan hewan bercangkang dengan perut bekicot berfungsi sebagai kaki jalan, yaitu dengan menunjukkan sebagian anggota badannya. Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram daging bekicot meliputi protein 12 %, lemak 1 %, hidrat arang 2 %, kalsium 237 mg, fosfor 78 mg, zat besi 1,7 mg serta vitamin B kompleks terutama vitamin B2 sehingga perlu dilakukan penelitian. Tepung daging bekicot memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk diberikan pada burung puyuh. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 04 Mei 2017 sampai 28 Juni 2017 di Peternakan Puyuh Ampeldento, Karangploso, Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daging bekicot terhadap konsumsi pakan, konversi pakan, pertambahan bobot badan, dan umur pertama kali bertelur pada burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica). Manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat digunakan sebagai pakan alternatif yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan ternak terutama pada ternak unggas. Materi penelitian ini menggunakan 120 ekor puyuh betina jenis Coturnix coturnix Japonica dengan umur 14 hari. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 (tanpa penambahan tepung daging bekicot), P1 (penambahan 10% tepung daging bekicot), P2 (penambahan 20% tepung daging bekicot), P3 (penambahan 30% tepung daging bekicot). Variabel yang diukur meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, dan umur pertama kali bertelur. Analisis data yang digunakan adalah analysis of variance (ANOVA), jika terjadi perbedaan pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan Uji Dunca’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daging bekicot memberikan perbedaaan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi pakan dengan rataan perlakuan P0 (388,90±2,96) g/ekor, P1 (380,36±5,33) g/ekor, P2 (381,93±4,77) g/ekor, P3 (378,19±5,75) g/ekor dan memberikan pengaruh perbedaan sangat nyata terhadap pertambahan bobot badan (P<0,01) dengan rataan P0 (113,77± 3,33) g/ekor, P1 (117,63± 5,02) g/ekor, P2 (118,73± 4,16) g/ekor, dan P3 (112,87±2,60) g/ekor, serta memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap konversi pakan dengan rataan P3 (1,278± 0,02), P2 (1,281± 0,03), P1 (1,352±0,050, P0 (1,421±0,04). Sedangkan pemberian tepung daging bekicot 10%,20%,30% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur pertama kali bertelur (P>0.05) dengan rataan P0 (46,50±1,10), P1 (45,50±1,76), P2 (44,83±2,32), P3 (46,17±2,23). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tepung daging bekicot (Achatina fullica) mempengaruhi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan serta tidak mempengaruhi umur pertama kali bertelur serta kevel konsentrasi pemberian tepung daging bekicot 20% memberikan penurunan terhadap konversi pakan serta efisiensi konsumsi pakan. Saran yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan periode berbeda, misalnya pada periode layer akhir, sehingga diperoleh suatu kesimpulan bahwa tepung daging bekicot benar-benar memberikan pengaruh terhadap beberapa variabel yang akan diketahui.