Pengaruh Suhu Air Pencucian Ambing Terhadap Tingkat Kejadian Mastitis Dan Jumlah Sel Somatik Pada Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH)

Main Author: Yusuf, Baharudin Alam Syah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/8510/
Daftar Isi:
  • Manajemen pemerahan meliputi beberapa tahap, yaitu persiapan pemerahan (massage ambing), pelaksanaan pemerahan (metode milking) dan pengakhiran pemerahan dengan melakukan teat dipping. Persiapan pemerahan meliputi persiapan alat dan pencucian ambing. Pencucian ambing dilakukan agar ambing dalam keadaan bersih serta merangsang keluarnya susu. Pencucian ambing menggunakan air bersuhu 37°C berguna untuk merangsang keluarnya susu dari kelenjar-kelenjar susu dengan optimal, serta suhu 37°C merupakan suhu normal tubuh sapi dan bertujuan untuk menghindari pencemaran bakteri yang masuk ke dalam lubang puting. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar, Pasuruan, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Desember – 20 Februari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu air pencucian ambing 22°C, 27°C dan 37°C terhadap tingkat kejadian mastitis dan jumlah sel somatik pada sapi perah. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang penggunaan suhu air pencucian ambing dalam manajemen pemerahan serta memberikan informasi tentang suhu yang ideal untuk pencucian ambing, sehingga dapat menekan tingkat kejadian mastitis. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak sapi perah jenis PFH sebanyak 15 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan bulan laktasi, yaitu awal (1 bulan), puncak (2 – 3 bulan), tengah (4 – 6 bulan), akhir (7 – 10 bulan) dan diatas 10 bulan. Metode yang digunakan yaitu percobaan/eksperimen dan wawancara. Pemilihan sampel ternak dilakukan secara purposive sampling, yaitu sapi perah PFH yang dikelompokkan berdasarkan fase laktasinya. Percobaan dilakukan menggunakan 3 perlakuan dan 5 kelompok. Perlakuan yang dilakukan yaitu suhu air pencucian ambing 22○C, 27○C dan 37○C. Variabel dari penelitian ini yaitu skor mastitis subklinis berdasarkan uji CMT dan jumlah sel somatik susu yang diukur dengan uji SCC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu air pencucian ambing tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tingkat mastitis dengan rataan masing-masing perlakuan yaitu 1,58±0,11; 1,45±0,15 dan 1,39±0,58. Suhu air pencucian ambing 37°C hanya dapat menurunkan tingkat kejadian mastitis dengan rata-rata penurunan sebesar 4,39 %. Suhu air pencucian ambing juga tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah sel somatik susu dengan rataan masingmasing perlakuan yaitu 1,88±0,03 CFU/ml; 1,70±0,23 CFU/ml dan 1,81±0,03 CFU/ml. Suhu air pencucian ambing 37° C hanya dapat menurunkan jumlah sel somatik susu sebesar 7,4 %. Kesimpulan dari hasil penelitian pengaruh suhu air pencucian ambing tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap tingkat kejadian mastitis dan jumlah sel somatik susu pada sapi PFH yaitu dengan suhu air pencucian ambing 37°C hanya dapat menurunkan tingkat kejadian mastitis sebesar 4,39% serta hanya bisa menurunkan jumlah sel somatik sebesar 7,4%. Skor mastitis tersebut tidak dipengaruhi oleh perbedaan suhu air pencucian ambing, namun disebabkan oleh kebersihan lingkungan disekitar area kandang serta jumlah sel somatik susu tidak dipengaruhi oleh perbedaan suhu air pencucian ambing, tetapi dipengaruhi akibat adanya infeksi dari luar saat pemerahan berlangsung.Meskipun berdasarkan hasil analisis statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, hendaknya peternak sebelum melakukan pemerahan tetap menggunakan air suhu 37°C untuk melakukan pencucian ambing, karena tetap bisa menurunkan tingkat kejadian mastitis dan jumlah sel somatik.