Pengaruh Escalating Dose Antigen Specific Immunotherapy Menggunakan Self-Antigen Double-Stranded Deoxyribonucleic Acid (Dsdna) Terhadap Kadar Antinuclear Antibody (Ana) Dalam Serum Pada Mencit Lupus Eritematosus Sistemik (Les) Induksi Pristane
Main Author: | Zulkurnain, Muhammad Hazim Bin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/8435/ |
Daftar Isi:
- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh escalating dose self-antigen immunotherapy menggunakan self-antigen dsDNA terhadap regulasi sistem imun dengan mengukur kadar ANA pada mencit lupus induksi pristane. 20 mencit Balb/C betina berusia 6-8 minggu dibagi menjadi 2 kelompok: 16 mencit mendapat injeksi tunggal pristane intraperitoneal (i.p.) 0,5 cc untuk induksi lupus dan 4 mencit sebagai kontrol. Dimulai pada 12 minggu setelah injeksi, 12 mencit yang diinduksi oleh pristane dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan dosis dsDNA yang diberikan secara i.p. selama tiga minggu: Kelompok A (0,005 μg, 0,05 μg, 0,5 μg), kelompok B (0,05 μg, 0,5 μg, 5 μg) dan kelompok C (0,5 μg, 5 μg, 50 μg). Dosisnya ditingkatkan sepuluh kali tiap minggu. dsDNA dikomplekskan dengan polietilenimin polimer kationik (PEI) 2 sebelum diinjeksikan. Sebanyak 20 mencit Balb/C dianalisis untuk serum kadar antinuclear antibody (ANA) menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Kadar ANA pada kelompok yang diberikan injeksi dsDNA mengalami penurunan tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol negatif. Kesimpulannya, meskipun hipotesis tidak terbukti secara statistik, masih terdapat kecenderungan penurunan pada kadar ANA. Selain itu, beberapa kelemahan pada penelitian ini juga perlu diperbaik seperti lama durasi induksi lupus serta terapi yang terlalu singkat menyebabkan daya desensitisasi self-antigen dsDNA yang tidak optimal, dan pemilihan tehnik sampling yang kurang tepat.