Strategi Perbaikan Kualitas Pada Proses Produksi Kerupuk Bandeng Menggunakan Fuzzy-Ahp (Analytical Hierarchy Process) (Studi Kasus UKM Kerupuk Bandeng Di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan)

Main Author: Putri, Narulyta Andini
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/8401/
Daftar Isi:
  • Perkembangan tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Pasuruan mengalami peningkatan cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasuruan (2014,) menunjukkan tingkat konsumsi hasil perikanan mengalami peningkatan sebesar 5,9% dari tahun sebelumnya yang didominasi jenis ikan bandeng. Kondisi ini dapat mendorong peluang bisnis UKM di Kabupaten Pasuruan untuk mengembangkan olahan bandeng menjadi beberapa produk, salah satunya yaitu kerupuk bandeng. Terdapat 5 UKM yang aktif dan menjadi objek penelitian yang masuk dalam klaster UKM kerupuk bandeng. Kendala yang dihadapi UKM yaitu belum adanya penerapan pengendalian kualitas produk yang cukup baik pada proses produksi, sehingga terjadi inkonsistensi mutu kerupuk bandeng yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan kualitas agar mutu produk kerupuk bandeng sesuai dengan SNI yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan formula terbaik kerupuk menggunakan uji penerimaan konsumen dan uji laboratorium serta menentukan strategi perbaikan kualitas proses produksi kerupuk bandeng dengan Fuzzy AHP. Hasil didapatkan untuk formula terbaik pertama yaitu UKM Mina Makmur. Setelah dilakukan perbaikan proses kemudian dilakukan uji penerimaan dan uji laboratorium kembali yang menghasilkan formula terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula terbaik kedua didapatkan dari proses penambahan formula ikan bandeng sebesar 50% dengan rerata uji penerimaan konsumen warna sebesar 4,20 (menyukai), keseragaman ukuran sebesar 4,16 (menyukai), viii kerenyahan sebesar 4,48 (menyukai), aroma sebesar 4,00 (menyukai) dan rasa sebesar 4,56 (menyukai) dan pada hasil uji laboratorium untuk indikator uji kadar protein telah memenuhi SNI sebesar 6,12%. Strategi perbaikan kualitas didapatkan bobot tertinggi yaitu variabel proses produksi dan alternatif startegi yang terpilih yaitu pelatihan tenaga kerja. Hasil tersebut menunjukkan proses produksi menjadi faktor utama yang perlu untuk diperbaiki dan untuk alternatif strategi yang digunakan dalam perbaikan kualitas yaitu dengan pelatihan tenaga kerja.