Hubungan Asupan Protein Dengan Frailty Syndrome Pada Usia Lanjut Diukur Menggunakan Frailty Index Di Kota Malang
Main Author: | Luqyana, Justicia Puspa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/8376/ |
Daftar Isi:
- Aging atau penuaan merupakan sebuah proses yang merubah seseorang manusia dewasa menjadi lanjut usia; pada saat dewasa manusia tersebut sehat dan dapat berkativitas tanpa bantuan siapa pun menjadi seorang lanjut usia yang mengalami penurunan fungsi fisiologis dan menjadi lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit. Tercatat di Indonesia berdasarkan hasil Susenas tahun 2014 terdapat 20,24 juta lanjut usia atau sekitar 8,03% dari keseluruhan masyarakat Indonesia. Frailty syndrome sering dikorelasikan dengan munculnya kondisi patologis pada lanjut usia. Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa malnutrisi dan imobilitas merupakan kunci dari berkembangnya frailty. Penelitian ini ingin membuktikan adanya hubungan antara pola makan yang dilihat dari asupan protein dengan frailty syndrome di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode case-control dengan populasi lansia di Kota Malang. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Frailty syndrome diukur menggunakan frailty index 40 item. Asupan protein diukur dalam gram/hari dan dalam asupan energi. Hasil uji korelasi Spearman menujukkan hubungan yang signifikan antara jumlah protein dengan frailty syndrome. Namun uji korekasi Spearman tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan frailty syndrome. Kesimpulan penelitian ini adalah asupan protein yang tinggi berhubungan dengan semakin kecilnya kejadian frailty syndrome namun asupan energi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap angka kejadian frailty syndrome.