Panggung Kehidupan Pengemis: Strategi Bertahan Hidup Pengemis Perempuan Lansia di Lowokwaru, Malang

Main Author: Togatorop, Desliyana Delista
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/8217/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini berawal dari kondisi sosial di perkotaan Malang. Seiring tingginya tingkat migrasi mahasiswa diiringi pula usaha sektor informal, terutama di daerah Kecamatan Lowokwaru yang sejak dahulu telah menjadi lokasi dibangunnya berbagai institusi perguruan tinggi. Suasana yang ramai dan padat penduduk menciptakan berbagai ruang-ruang terbuka dengan berbagai fenomena sosial. Salah satunya adalah kehadiran pengemis perempuan yang telah berusia lanjut. Pertimbangan lansia ini menjadi menarik ketika pekerjaan sebagai pengemis dikaitkan dengan kenyataan kerentanan yang mereka hadapi. Kemudian peneliti memandang bahwa lansia merupakan subjek yang aktif, dimana mereka memiliki kapasitas untuk bertahan melalui pengalaman yang mereka peroleh selama hidupnya. Oleh sebab itu rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh pengemis perempuan lansia. Penelitian ini menggunakan pendekatan life history dengan melakukan wawancara mendalam untuk memaknai kehidupan informan dari perspektif mereka sendiri. Untuk memahami kehidupan pengemis ini, strategi bertahan hidup dikaji dengan pandangan dramaturgi Goffman (1965), dimana pengemis memiliki dua sisi kehidupan yakni sebagai pengemis dalam panggung depan dan dirinya diluar aktivitas mengemis dalam panggung belakang. Ketika berada di panggung depan Mak Ju secara aktif mengelola stigma yang menempel pada dirinya. Selain itu, melalui pengalaman, Mak Ju juga memilih penampilan dan perilaku untuk mengelola kesan yang ingin ia peroleh dari ‘penonton’. Strategi yang dilakukan oleh Mak Ju juga tercermin pada sisi panggung belakang kehidupannya. Pada sisi ini, ia berperan sebagai seorang ibu bagi keponakannya dan seorang nenek bagi cucunya. Strategi bertahan hidup yang dilakakukan oleh Mak Ju dapat dilihat melalui teknik pengelolaan uang, dimana Mak Ju mengikuti kegiatan arisan di PKK. Untuk memenuhi kebutuhan, ia selalu memilih untuk membeli kemasan ekonomis dan membayar tagihan dengan cara menyicil dan sistem patungan dengan tetangganya. Dalam hal ini, jaringan sosial sangat berperan penting untuk modal Mak Ju baik dalam menyelesaikan masalah di masa kini ataupun untuk mencegah ancaman di masa tua.