Pengaruh Frekuensi Pemberian Jus Sargassum Sp Yang Berbeda Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Dan Peningkatan Ekspresi PI3K Pada Organ Hati Dan Ginjal Tikus Diabetes Melitus Tipe 2

Main Author: Haryanto, Lailin Nur Farida
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/8163/
Daftar Isi:
  • Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis menahun yang disebabkan karena adanya gangguan produksi insulin. Hal ini diidentifikasi dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemik. Pada penyandang diabetes tipe 2 mengalami keadaan dimana insulin tidak membawa masuk glukosa ke dalam jaringan karena terjadinya resistensi insulin. Akibatnya insulin mengalami penurunan dalam merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Hiperglikemik merupakan salah satu penyakit kelainan metabolik karakteristik dari DM tipe 2. Untuk penanganan DM khususnya pada DM tipe 2 dengan agen antihiperglikemia. Senyawa bioaktif merupakan salah contoh obat alami yang dapat dijadikan sebagai antihiperglikemia. Polifenol yang terdapat pada Sargassum sp diketahui mampu menurunkan kadar glukosa darah pada frekuensi pemberian 3 kali pada dosis 3398 mg/kg BB namun belum menunjukkan pada titik optimum. Pada frekuensi pemberian dosis yang diberikan memiliki tingkat afinitas. Tingkat afinitas pada polifenol sangan rendah. Hal tersebut dikarenakan sifat polifenol itu sendiri yang larut dalam air sehingga polifenol terabsorbsi sekitar 1-2 %. Polifenol juga memiliki kemampuan dalam menurunkan nilai glukosa darah dan reduksi selama 10 hari sebesar 44.47%. Dalam penurunan kadar glukosa darah pada penyandang DM dosis 2 g dengan frekuensi 3 kali pemberian dalam sehari mampu menurunkan secara signifikan. Konsumsi polifenol sampai frekuensi 3 kali sehari lebih menurunkan kadar glukosa darah. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan efek dari polifenol jus Sargassum sp terhadap kadar glukosa darah, kadar insulin serta pada ekspresi PI3K pada organ hati dan ginjal dengan frekuensi pemberian yang berbeda dengan dosis 3398 mg/kg BB. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium LSIH Universitas Brawijaya Malang dan Laboratorium FAAL Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang pada bulan Februari sampai bulan Agustus 2017. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dan eksperimen.. Rancangan Percobaan yang digunakan untuk penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana dengan tujuh perlakuan dan lima kali ulangan. Sargassum sp diekstraksi dengan menggunakan metode slow juicer. Kemudian tikus DM diberi perlakuan menggunakan frekuensi pemberian jus Sargassum sp yang berbeda (satu kali sehari, dua kali sehari dan tiga kali sehari) selama 20 hari. Parameter uji pada penelitian ini meliputi kadar glukosa darah, kadar insulin, Oral Glucose Tolerance Test (OGTT), serta kadar ekspresi PI3K pada hati dan ginjal pada tikus coba. Perlakuan frekuensi pemberian jus Sargassum sp yang berbeda dengan dosis yang sama pada tikus DM tipe 2 memberikan pengaruh perbedaan yang nyata terhadap kondisi DM. Perlakuan terbaik pada penelitian ini didapatkan pada pemberian polifenol dengan jus Sargassum sp, frekuensi pemberian sebanyak 3 kali dengan dosis yang tetap yaitu 3398 mg/kg BB. Pada perlakuan tersebut memberikan efek penurunan pada glukosa darah, kadar insulin, OGTT serta ekspresi PI3K pada organ hati dan ginjal tikus DM tipe 2 namun belum mencapai pada titik normal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sangat disarankan ada penelitian lebih lanjut tentang penambahan frekuensi dan dosis jus Sargassum sp untuk meningkatkan efektivitas dekok Sargassum sp terhadap DM 2 sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah hingga kadar normal serta nantinya dapat dipasarkan guna kebutuhan industri farmasi dan pangan.