Aplikasi Alas Tanam Organik Pada Persemaian Bibit Padi Sistem Dapog Untuk Penanaman Dengan Mesin Rice Transplanter Indo Jarwo IHT 20-40
Main Author: | Rizki, Arman Ramadhan Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/8039/ |
Daftar Isi:
- Sistem penamam padi (Oryza sativa L.) dengan menggunakan mesin rice transplanter merupakan sistem penanam padi yang digunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus (dapog). Ukuran kotak semai atau dapog yang digunakan mempunyai dimensi bagian luar yaitu panjang 60 cm, lebar 21 cm dan tinggi 4 cm, sedangkan dimensi bagian dalam yaitu panjang 58 cm, lebar 18 cm dan tinggi 3 cm. Permasalahan yang timbul terhadap media semai bibit padi yaitu tanah. Tanah yang dibutuhkan untuk 1 ha lahan dibutuhkan 1.875 kg tanah, yaitu 1.500 kg sebagai tanah dasar bibit dan 375 kg sebagai tanah penutup, sehingga untuk memcari tanah dengan jumlah yang banyak petani sangat sulit. Alas tanam organik (ATO) merupakan suatu solusi untuk mengurangi tingkat penggunaan tanah. Alas tanam organik merupakan lembaran dengan ketebalan tertentu yang dibuat dari bahan organik, dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah eceng gondok (Eichornia crassipes) dan batang pisang kepok (Musa acuminate L.). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak vii Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah perbandingan komposisi bahan eceng gondok 50% batang pisang 50%, eceng gondok 60% batang pisang 40%, eceng gondok 40% batang pisang 60%. Faktor kedua adalah berat bahan 650 gr, 750 gr, 850 gr. Parameter yang diamati meliputi jumlah penggunaan tanah, pertumbuhan bibit padi dan penanaman dengan mesin rice transplanter. Hasil penelitian kemudian di analisis menggunkan ANOVA dan uji lanjut. Berdasarkan hasil penelitian, ATO untuk dapog memberikan pengaruh dengan hasil jumlah penggunaan tanah terkecil rata-rata sebesar 1711,333 gr , tinggi bibit tertinggi umur 9 hari rata-rata sebesar 6,813 cm, umur 12 hari sebesar 10,980 cm dan umur 15 hari sebesar 13,853 cm, luas keretakan terendah rata-rata sebesar 16,62 cm2 dan diameter bibit padi terendah rata-rata sebesar 13,333 cm, jumlah pengeluaran bibit rata-rata sebesar 2,133 tunas dan jarak tanam terkecil rata-rata sebesar 15,7 cm.