Pengaruh Ketahanan Varietas Jagung (Zea mays L.) Dan Keragaman Jamur Endofit Akar Terhadap Penyakit Hawar (Helminthosporium maydis)
Main Author: | Shakti, Devi Sofianita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7868/ |
Daftar Isi:
- Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang masuk kedalam tanaman pangan dan banyak dikonsumsi sebagai pengganti nasi oleh sebagian masyarakat. Kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi menjadikan kebutuhan jagung meningkat setiap tahunnya. Peningkatan produktivitas jagung terus diusahakan untuk memenuhi kebutuhan nasional, salah satu caranya adalah dengan penggunaan bibit unggul. Penggunaan bibit unggul dinilai lebih efektif dalam kegiatan budidaya karena kejelasan benih dan rendahnya infeksi penyakit. Meskipun demikian, pelepasan varietas untuk bibit unggul perlu diadakan pengujian ketahanan terhadap penyakit penting pada tanaman tersebut, salah satunya adalah penyakit Hawar Daun Jagung yang disebabkan oleh jamur Helminthosporium maydis. Penyakit ini merupakan penyakit penting kedua setelah penyakit Bulai. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan PT. BISI Internasional, Tbk. yang berada di Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Pengamatan intensitas penyakit Hawar Daun Jagung dilaksanakan pada 42 hst sampai 91 hst (delapan kali pengamatan) dengan menggunakan metode skoring, sedangkan untuk panen dilakukan dengan menghitung berat 5 tongkol, berat pipil, rendemen dan berat perplot. Panen dilakukan ketika jagung sudah melewati masak susu dan mulai mengeras. Penggunaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 10 varietas dan 3 kali ulangan. Dilanjutkan dengan pengamatan Isolasi jamur endofit, purifikasi, dan identifikasi jamur. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, varietas yang paling tahan oleh serangan H.maydis adalah varietas BMD 59, BMD 60, TF 8016, dan Pertiwi 2. Sedangkan varietas yang paling unggul dengan produksi yang lebih tinggi adalah varietas BMD 60, DK 95, dan Pertiwi 2. Keunggulan suatu tanaman bukan hanya ditentukan oleh sedikitnya intensitas serangan patogen terhadap tanaman, tetapi juga produksi tanaman. Tanaman dengan intensitas penyakit yang rendah dan produksi yang tinggi tentu saja bisa dikatakan memiliki keunggulan yang lebih baik. Tetapi dapat dilihat bahwa dengan besar intensitas penyakit yang berbeda tanaman jagung masih dapat menghasilkan tongkol jagung dengan hasil yang baik. Pada varietas yang mempunyai intensitas penyakit lebih tinggi masih dapat menghasilkan tongkol jagung bila dibandingkan dengan varietas yang mempunyai besar intensitas penyakit yang lebih kecil. Ketahanan tanaman terhadap suatu penyakit juga akan mempengaruhi hasil produktifitas dari tanaman itu sendiri.