Pemberdayaan Pekerja Kebun Hortikultura Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Rumah Tangga (Studi Kasus Pekerja Kebun Melon Golden Langkawi di UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Lebo, Sidoarjo)

Main Author: Citra, Nadya Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7855/
Daftar Isi:
  • UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Lebo, Kabupaten Sidoarjo atau dapat disingkat menjadi UPT PATPH Kebun Lebo, Sidoarjo merupakan UPT yang bergerak dalam pengembangan agribisnis hortikultura di dataran rendah. Kegiatan utama di UPT PATPH Kebun Lebo ini ialah usaha tani hortikultura on farm maupun off farm. UPT PATPH Kebun Lebo sendiri memiliki produk unggulan berupa buah Melon Golden Langkawi, selain itu terdapat juga beberapa komoditas sayur lain seperti sayur sawi, kangkung, dan bayam. Selain memiliki fokus dalam pengembangan agribisnis, UPT PATPH Kebun Lebo juga memiliki kewajiban dalam usaha membantu meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusianya yang diimplementasikan dalam pelaksanaan pemberdayaan. Terdapat beberapa permasalahan di dalam pelaksanaan pemberdayaan di UPT PATPH Kebun Lebo, Sidoarjo. Permasalahan yang pertama ialah terbatasnya jumlah dan kemampuan tenaga pendamping dalam menyelenggarakan pemberdayaan. Permasalahan kedua ialah belum adanya kegiatan pelatihan dalam pemberdayaan berupa pengolahan pasca panen komoditas ke dalam produk bernilai ekonomis tinggi. Permasalahan ketiga ialah koperasi simpan pinjam yang baru berjalan selama satu tahun lebih sehingga belum menghasilkan dampak yang cukup signifikan. Permasalahan keempat ialah belum adanya insentif dan kenaikan gaji bagi pekerja kebun selama bekerja. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pemberdayaan terhadap pekerja kebun di UPT PATPH Kebun Lebo, Sidoarjo; untuk mendeskripsikan output yang dihasilkan dari pelaksanaan pemberdayaan terhadap pekerja kebun di UPT PATPH Kebun Lebo, Sidoarjo; untuk menganalisis hubungan antara pelaksanaan pemberdayaan dengan output yang dihasilkan terhadap pekerja kebun di UPT PATPH Kebun Lebo, Sidoarjo; dan untuk menganalisis hubungan antara output dari pelaksanaan pemberdayaan dengan peningkatan kesejahteraan rumah tangga pekerja kebun di UPT PATPH Kebun Lebo, Sidoarjo. Jenis dari penelitian ini ialah penelitian studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di UPT PATPH Kebun Lebo, Sidoarjo pada bulan Mei 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunkan metode snowball sampling dengan menggunakan 1 orang informan kunci dan 12 orang informan biasa. Metode analisis data yang digunakan ialah analisis data deskriptif kuantitatif dan analisis data model interaktif oleh Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini ialah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh tenaga pendamping terhadap pekerja kebun yakni meliputi, pendampingan, pengawasan, pengarahan, dan diskusi. Pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh koordinator lapang ii terhadap pekerja kebun yakni pengawasan, pengarahan, pelatihan, dan diskusi. Pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan melalui koperasi simpan pinjam di UPT PATPH Kebun Lebo terhadap pekerja kebun yakni meliputi kegiatan penyimpanan, pembiayaan, dan pendampingan yang dilakukan setiap periode. Pelaksanaan pemberdayaan oleh koperasi simpan memiliki tingkat keberdayaan tertinggi terhadap pekerja kebun. 2. Output dari pelaksanaan pemberdayaan di UPT PATPH Kebun Lebo dibagi menjadi 2 yakni, output secara langsung dan output secara tidak langsung. Adapun output secara langsung ialah pekerja kebun dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya dengan dana yang berasal dari koperasi simpan pinjam. Output secara tidak langsung ialah berupa tingkat partisipasi dan kinerja pekerja kebun di UPT PATPH Kebun Lebo. Tingkat partisipasi dan kinerja pekerja kebun dalam bekerja dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan yang didapatkan dari pelaksanaan pemberdayaan yang ada di UPT PATPH Kebun Lebo. Adapun output secara tidak langsung berupa tingkat partisipasi memiliki tingkat pengaruh paling tinggi, kemudian diikuti oleh output secara langsung berupa dana koperasi, dan terakhir ialah output secara tidak langsung berupa kinerja. 3. Pelaksanaan pemberdayaan melalui kegiatan pendampingan, pengawasan, pengarahan, pelatihan, dan diskusi oleh tenaga pendamping dan koordinator lapang terhadap pekerja kebun mempengaruhi output secara tidak langsung berupa tingkat partisipasi dan kinerja pekerja kebun. Pelaksanaan pemberdayaan melalui koperasi simpan pinjam mempengaruhi output secara langsung berupa pemanfaatan dana koperasi. Pelaksanaan pemberdayaan oleh tenaga pendamping dan koordinator lapang tidak memiliki hubungan dengan output secara langsung, sedangkan pelaksanaan pemberdayaan oleh koperasi simpan pinjam tidak memiliki hubungan dengan output secara tidak langsung. 4. Output berupa tingkat partisipasi dan kinerja pekerja kebun dalam bekerja dirasa belum dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangga secara signifikan sebab gaji yang diterima dinilai kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan belum ada insentif untuk pekerja kebun. Output berupa pemanfaatan dana pinjaman koperasi dirasa cukup membantu pekerja kebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagai modal usaha, namun dikarenakan koperasi simpan pinjam baru beroperasi sekitar 1 tahun lebih, manfaat yang diterima belum dapat dirasakan secara jangka panjang untuk peningkatan kesejahteraan rumah tangga, sehingga dapat dikatakan peningkatan kesejahteraan pekerja kebun di UPT PATPH Kebun Lebo belum terlalu signifikan.