Kualitas Tanah Di Agroforestri Kopi Pascaerupsi Gunung Kelud: Penggalian Pengetahuan Ekologi Lokal

Main Author: Atho’illah, Ibnu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7835/
Daftar Isi:
  • Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia, yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Erupsi Gunung Kelud 2014 mengeluarkan matreal vulkanik yang menyebabkan perubahan sifat tanah secara biologi, fisik, dan kimia. Kondisi tersebut menyebabkan turunya produksi tanaman. Petani mempunyai cara tersendiri dalam mengatasi permasalahan tersebut yang di dapatkan dari nenek moyang secara turun-temurun, seperti pencangkulan dan pemberian pupuk kandang. Cara tersebut kurang efektif karena terbatasnya sumber pupuk kandang dan mahalnya tenaga kerja. Untuk itu perlu adanya diagnosis kualitas tanah yang spesifik lokal mencakup gejala, indikator dan cara mengatasi permasalahan berdasarkan pengetahuan ekologi lokal petani yang dikombinasikan dengan pengetahuan ilmiah diharapkan mampu menutup kekurangan dari masing-masing teknik. Penelitian dilakukan di daerah Ngantang (+abu) dan Krisik (-abu), penggalian data dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 42 petani pemilik lahan. Pengamatan sifat fisik, kimia, biologi tanah dilakukan dengan pengambilan contoh di kedalaman 0-10 cm,; 10-20 cm,; dan 20-30 cm. Hasil penelitian menunjukan bahwa petani di daerah (+abu) dan (-abu) mengetahui kualitas tanah dengan istilah “tanah subur“ yang ditunjukan oleh adanya cacing tanah, hasil panen, kegemburan tanah, tidak adanya batu/krikil/pasir, dan warna tanah. Jenis cacing yang ditemukan epigeik dan endogeik yang berperan dalam menjaga kesuburan tanah. Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, diketahui bahwa berat isi (BI) tanah rata-rata 0,91 g cm-3 . Berdasarkan informasi petani di lapangan, produktivitas tanaman kopi di daerah (+abu) termasuk tinggi yaitu 3,5 – 4,7 Mg ha-1 th -1, sedangkan di daerah (-abu) termasuk rendah yaitu 1 – 2 Mg ha-1 th -1. hasil pengukuran tekstur tanah dari semua SPL baik di daerah (+abu) maupun daerah (-abu) masuk dalam kategori lempung sampai lempung berpasir dan masih masuk dalam kategori cukup subur. Pengamatan menggunakan Munsell Soil Color Chart, warna tanah di daerah (+ abu) dan (- abu) memiliki rentang warna 10 YR 6/1 – 10 YR 2/1 ( abu-abu hingga hitam) Dampak erupsi Gunung Kelud menurut petani ada 5 yaitu: Menyuburkan dalam jangka panjang, Banjir, Tanaman Rusak, Tanaman mati, Tanah padat, Tanah Panas. Upaya perbaikan oleh petani a) Membersihkan pasir disekitar tanaman, b) Pasir dicampur dengan tanah, c) Penyulaman pada tanaman yang mati, d) Dibiarkan pada lahan miring. Upaya yang telah dilakukan oleh petani cukup efektif untuk mengatasi masalah kerusakan tanah pascaerupsi Gunung Kelud dengan melihat Indikator keberhasilan Teknik Konservasi yaitu: hasil panen dan tanaman tumbuh normal.