Uji Keberhasilan Persilangan Antara Varietas Padi Gogo Dan Padi Sawah (Oryza sativa L.) Untuk Menghasilkan F1

Main Author: Ulma, Riza Fauziatul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7817/
Daftar Isi:
  • Salah satu komoditas utama pertanian yang sangat potensial di Indonesia adalah padi (Oryza sativa L.). Walaupun demikian, produksi padi nasional hingga saat ini masih belum mengalami peningkatan yang signifikan. Menurut data Badan Pusat Statisitik (BPS) tahun 2016, pada tahun 2015 produksi padi mengalami peningkataan sebanyak 4,55 juta ton (6,42%) gabah kering giling dibandingkan tahun 2014 dengan produktivitas mencapai 2,06 kuintal ha-1 (4,01%). Kenaikan tersebut belum signifikan jika dibandingkan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2015 meningkat sekitar 1,49%. Sehingga pemerintah Indonesia harus melakukan impor beras sebesar 0,9 juta ton pada tahun 2015 (BPS, 2016). Upaya yang bersifat inovatif untuk meningkatkan produksi padi secara signifikan dapat dilakukan melalui program pemuliaan tanaman diantaranya dengan metode persilangan untuk mendapatkan genotipe-genotipe yang unggul dan berdaya hasil tinggi. Persilangan antara padi gogo dan padi sawah diharapkan dapat menghasilkan benih F1 yang berdaya hasil tinggi dan toleran terhadap kekeringan. Penelitian dilaksanakan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur pada bulan Maret sampai dengan bulan September 2017. Koordinat lahan penelitian adalah 7056’35.88’’ LS 112037’07.00’’ BT dan berada pada ketinggian ±460 mdpl. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa 2 varietas padi gogo yaitu Situ Bagendit (SB) dan Inpago (IG) serta 2 varietas padi sawah yaitu Ciherang (CH) dan IR64 (IR). Bahan lain yang digunakan yaitu kertas sungkup, papan nama, alkohol 70%, Pupuk Urea, Pupuk SP36, Pupuk KCl, dan pestisida. Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gunting kecil, pinset, selotip, kamera, jangka sorong dan alat tulis. Penelitian dilakukan dengan teknik hand crossing yakni teknik persilangan buatan menggunakan tangan dan dibantu dengan alat pinset. Persilangan menggunakan 4 varietas sehingga terdapat 4 pasangan persilangan antara padi gogo dan padi sawah. Pengamatan dilakukan pada 10 butir beras yang dipilih secara acak dari benih F1 dan dari benih hasil tanaman tetua (kontrol). Terdapat 2 jenis karakter pengamatan, yakni karakter kuantitatif dan kualitatif. Pada pengamatan karakter kuantitatif dilakukan pengamatan pada keberhasilan persilangan (%), masa pengisian bulir (hari), panjang beras pecah kulit (mm), dan lebar beras pecah kulit (mm). Data karakter kuantitatif yang didapatkan dari pasangan persilangan yang berbeda dianalisis dengan uji t - tidak berpasangan (independent samples t test) taraf 5%. Sedangkan perbandingan data yang diperoleh dari hasil persilangan dengan hasil tanaman tetua (kontrol) dianalisis dengan menggunakan uji t – berpasangan (paired samples t test) taraf 5%. Karakter kualitatif dilakukan pengamatan pada warna kulit ari beras dan bentuk beras. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Karakter keberhasilan persilangan dan masa pengisian bulir diuji dengan data dari pasangan persilangan yang berbeda. Sedangkan pada karakter panjang beras pecah kulit (mm), dan lebar beras pecah kulit (mm) data yang diperoleh tidak hanya diuji dengan data dari pasangan persilangan yang berbeda, tetapi juga dengan data yang diperoleh dari hasil tanaman tetua. Persentase keberhasilan persilangan keseluruhan berkisar antara 16,33-38,67%. Hasil analisis uji-t karakter kuantitatif antar set persilangan yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata pada parameter keberhasilan persilangan set persilangan SB X IR dengan SB X CH, parameter panjang beras pecah kulit antar set persilangan IG X IR dengan IG X CH dan parameter lebar beras pecah kulit antar set persilangan IG X IR dan IG X CH. Sedangkan analisis uji-t hasil persilangan dan hasil tanaman tetua menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada keseluruhan set parameter lebar beras pecah kulit. Hasil analisis deskriptif pada pengamatan karakter kualitatif dengan menggunakan 10 benih dari hasil persilangan dan dari tanaman kontrol menunjukkan bahwa warna kulit ari beras dari benih F1 tiap set persilangan berwarna coklat muda dan ada beberapa yang memiliki bercak-bercak kecil/ coklat. Sedangkan pada benih hasil tanaman tetua (kontrol) berwarna putih. Karakter bentuk beras pada benih F1 tiap set persilangan berbentuk ramping. Sedangkan pada benih hasil tanaman tetua menunjukkan hasil yang berbeda. Situ Bagendit berbentuk ramping, Inpago berbentuk sedang, Ciherang dan IR64 mayoritas berbentuk ramping dan ada beberapa benih yang berbentuk sedang.