Analisis Pertumbuhan Spesifik Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forsskal) Pada Tambak Tradisional Monokultur Dan Polikultur Di Desa Pilang Kota Probolinggo
Main Author: | Anugrahani, Cahya Mardiyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7796/ |
Daftar Isi:
- Kota Probolinggo merupakan salah satu kota di Jawa Timur dengan kawasan pesisir dan laut yang kaya akan hasil perikanan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Salah satunya yaitu Desa Pilang yang terletak di Kecamatan Kademangan terdapat tambak tradisional yang dikelola oleh perseorangan. Biota yang dibudidayakan yaitu udang dan bandeng dengan 2 sistem budidaya yaitu monokultur dan polikultur. Namun dari kedua sistem budidaya perlu diketahui perbedaan laju pertumbuhan spesifik dari ikan bandeng karena tinggi dan rendahnya hasil laju pertumbuhan spesifik/Specific Groth Rate (SGR) dapat mempengaruhi kualitas hasil budidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis laju pertumbuhan spesifik ikan bandeng pada tambak monokultur dan polikultur serta menganalisis kondisi lingkungan perairan pada kedua sistem budidaya sehingga dapat dilakukan budidaya berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Lokasi pengambilan sampel dibagi menjadi 2 lokasi, yaitu daerah inlet dan tengah. Parameter kualitas tanah yang diukur meliputi pH tanah, bahan organik tanah, potensial redoks dan kapasitas tukar kation. Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu, kecerahan, salinitas, derajat keasaman, oksigen terlarut, nitrat, fosfat dan amonia. Parameter biologi yang diukur antara lain identifikasi plankton, kelimpahan plankton dan pengukuran pertumbuhan ikan bandeng. Pengukuran pertumbuhan bandeng yaitu dengan menimbang berat ikan bandeng menggunakan timbangan. Sampel biota diambil secara acak dan ditimbang beratnya. Hasil laju pertumbuhan spesifik/SGR (Specific Groth Rate) pada ikan bandeng di tambak monokultur sebesar 1,07%-1,49% dengan patokan nilai SGR 4,69%-4,95% sehingga dapat disimpulkan bahwa tambak monokultur tergolong rendah. Hasil SGR pada ikan bandeng di tambak polikultur sebesar 1,56%-1,70% dengan patokan nilai SGR 4,69-4,95% sehingga dapat disimpulkan bahwa tambak polikultur tergiolong rendah. Hasil uji “T” pada tambak monokultur dan polikultur untuk “T’ hitung sebesar 12,29 dan “T” tabel 2,35 dengan selang kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan terhadap kedua sistem tersebut dimana tambak polikultur lebih baik dari tambak monokultur (T hitung<T tabel). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa pada tambak dengan sistem budidaya monokultur dan polikultur menunjukkan bahwa hasil SGR yang masih rendah perlu dilakukannya pemberian pakan secara terkontrol, memperhatikan kualitas tanah dan air dengan cara pemberian pupuk dan kapur serta pergantian air yang rutin sehingga SGR dapat meningkat.