Pengaruh Waktu Tanam Dan Ketinggian Tempatterhadap Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)

Main Author: Almedi, Ariojati
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7795/
Daftar Isi:
  • Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan bahan utama penghasil gula pasir, karena tebu memiliki kandungan gula (sukrosa) pada bagian batangnya.Salah satu tanaman perkebunan ini merupakan komoditas yang strategis, karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Perkembangan produksi gula tahun 2013 meningkat sebesar 0,86 persen dibanding 2014. Sementara tahun 2015 produksi tebu mengalami penurunan sebesar 1,57 persen (BPS, 2015). Beberapa permasalahan rendahnya produktivitas tanaman tebu disebabkan oleh faktor biotik maupun abiotik diantaranya ketinggian tempat, kemiringan lereng, pemilihan varietas, pemberian air dan sinar matahari yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tebu (Murwandono, 2013). Penentuan waktu tanam tebu juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif tanaman tebu yang akan menentukan fase generative dan besarnya rendemen tanaman tebu. Selain itu, penurunan luas lahan budidaya tanaman tebu juga mengakibatkan menurunnya produksi gula nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu tanam terbaik dan kesesuaian tumbuh tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) pada fase vegetatif di ketinggian tempat yang berbeda. Hipotesis diduga pertumbuhan tanaman tebu paling baik saat masa tanam bulan Oktober dan pada ketinggian tempat 200mdpl. Penelitian ini dilaksanakan di PG. Soedhono, Desa Tepas, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 200 dan 700 mdpl. Pada bulan November-April 2017. Alat yang digunakan ialah cangkul, sabit, Leaf Area Meter(LAM), jangka sorong, kalkulator, termometer tanah, meteran, kamera, spidol, alat tulis, serta alat-alat pembantu lainnya. Bahan yang digunakan ialah tanaman tebu varietas Bululawang berumur 3 bulan. Metode Penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi. Percobaan ini terdapat 2 (dua) faktor, faktor 1 (satu) ialah Ketinggian Tempat (K) sebagai Main Plot yaitu: K1 (Ketinggian 200) dan K2 (Ketinggian 700 mdpl) dan sebagai Sub Plot yaitu waktu tanam (W) : W1 (Agustus), W2 (September) dan W3 (Oktober) diulang sebanyak 4 kali. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, luas daun, jumlah ruas batang dan diameter batang. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman tebu berumur 14 mst, 16 mst, 18 mst, 20 mst, 22 mst dan 24 mst. Berdasarkan hasil penelitian interaksi antara ketinggian tempat dan waktu tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan jumlah ruas batang pada semua umur pengamatan dan luas daun pad aumur tanaman 24 MST. Perlakuan ketinggian tempat 200 m dpl dengan waktu Oktober memberikan pengaruh paling baik pada tinggi tanaman dan jumlah anakan. Perlakuan keyinggian tempat 700 mdpl pada pengamatan tinggi tanaman memiliki hasil yang tidak nyata pada semua perlakuan waktu tanam, sementara pada pengamatan jumlah anakan waktu tanam Oktober memiliki jumlah anakan yang lebih baik dibandingkan waktu tanam Agustus dan September.