Analisis Komparasi Biaya Sentralisasi Gudang Dan Desentralisasi Gudang Di PT. PJB UP Brantas
Main Author: | Izzah, Nabila |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7758/ |
Daftar Isi:
- PT. PJB UP Brantas merupakan anak perusahaan PLN BUMN produsen listrik yang memasok kebutuhan listrik di Jawa Timur. PT. PJB UP Brantas terdiri dari 13 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas sebesar 281 MW dan di setiap masingmasing PLTA memiliki gudang penyimpanan spare part yang dikelompokkan menjadi 5 distrik. Permasalahan yang dihadapi PT PJB UP Brantas adalah terlalu banyak titik lokasi gudang spare part yang tersebar di 13 lokasi sehingga menimbulkan biaya operasional gudang yang tinggi. Dari pihak perusahaan berencana membuat strategi baru yaitu sentralisasi gudang spare part pada gudang yang dianggap memiliki jarak yang berdekatan dan dapat di tempuh dalam waktu yang singkat. Gudang tersebut adalah gudang di PLTA Mendalan dan Siman pada distrik D dan gudang di PLTA Giringan dan Golang pada distrik E. Pada penelitian ini akan dilakukan kembali perancangan jaringan supply chain dimana akan dilakukan perhitungan biaya ketika sentralisasi dan desentralisasi. Biaya yang dipertimbangkan meliputi biaya tenaga kerja, biaya perawatan gudang, biaya inventory untuk safety stock dan biaya transportasi. Sebelum dilakukan perhitungan biaya akan dilakukan klasifikas terhadap jenis barang yang disimpan menggunakan analisis fast moving (F), normal moving (N), dan slow moving (S). Setelah itu dilakukan perhitungan distribusi permintaan pada gudang desentralisasi dan gudang sentralisasi untuk menghitung jumlah safety stock yang disimpan. Biaya gudang dikelompokan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap, kemudian dilakukan masing-masing perhitungan biaya tersebut untuk desentralisasi dan sentralisasi gudang. Setelah total biaya diperoleh akan dilakukan perbandingan dan analisa mengenai hasil termasuk selisih total biaya yang terjadi ketika menggunakan sentralisasi gudang. Hasil penelitian yang diperoleh adalah biaya yang dikeluarkan untuk desentralisasi gudang sebesar Rp 90.669.898 pada distrik D dan sebesar Rp 59.532.709 pada distrik E. Sedangkan hasil yang diperoleh ketika dilakukan sentralisasi sebesar Rp 59.579.357 pada distrik D dan sebesar Rp 39.702.907 pada distrik E. Dengan menggunakan sentralisasi pada gudang, total biaya akan turun sebesar 34% atau sebanyak Rp 31.090.541 pada gudang di distrik D dan sebesar 33% atau sebanyak Rp 19.829.802 pada gudang di distrik E.