Pengaruh Dosis Mulsa Jerami Dan Frekuensi Penyiangan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung
Main Author: | Nurachman, Fauzan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7666/ |
Daftar Isi:
- Di Indonesia pada kenyataannya masih mengimpor benih terung, karena produktivitas terung di dalam negeri masih rendah dan kalah saing dengan negara lain, masih mahal, daya kecambahnya kurang, masih ada beberapa varietas yang kurang tahan panas, dan banyak terserang hama. Hal ini terjadi karena pertumbuhan tanaman terung dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain yaitu unsur hara, suhu, cahaya, dan tanah. Salah satu faktor yang dapat menurunkan pertumbuhan dan yaitu adanya gulma yang dapat bersaing dengan tanaman utama. Gulma yang menimbulkan persaingan berat adalah gulma yang memiliki tajuk, perakaran luas dan banyak, pertumbuhan cepat, waktu berkecambah dan pemunculan lebih awal dari tanaman. Gulma mempunyai sifat yang lebih rakus, dibandingkan dengan tanaman padi, dalam memperebutkan sarana tumbuh yaitu air, unsur hara, cahaya, karbon dioksida, dan ruang tumbuh. Penanaman tanaman penutup tanah dan penutupan permukaan tanah dengan sisa-sisa tanaman merupakan teknik konservasi secara vegetatif atau kultur teknis yang mudah dilaksanakan. Tanaman penutup tanah dan mulsa organik dapat menahan percikan air hujan dan aliran air di permukaan tanah sehingga pengikisan lapisan atas tanah dapat ditekan. Pemakaian mulsa akan menambah kemampuan tanah dalam mendukung tanaman yang ada di atasnya. Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui hubungan antara dosis mulsa jerami dengan frekuensi penyiangan dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2017 bertempat di desa Wringinsongo, kecamatan Tumpang, kabupaten Malang. Ketinggian tempat lokasi penelitian 597 mdpl dengan suhu rata-rata berkisar antara 20° – 29 °C. Bahan yang digunakan adalah bibit terong Hibrida jenis Hijau Kuat, mulsa jerami padi, dan limbah biogas cair. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor dan diulang sebanyak 3 (Tiga) kali. Faktor pertama yaitu dosis mulsa jerami dengan perlakuan M0 : tanpa mulsa jerami, M1 : 10 t/ha , dan M2 : 20 t/ha dan faktor kedua yaitu frekuensi penyiangan dengan perlakuan J1 : tanpa penyiangan, J2 : penyiangan 1 kali, dan J3 : penyiangan 2 kali. Data dianalisis menggunakan analisis ragam uji F taraf 5%, apabila terdapat pengaruh yang berbeda nyata, akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Hasil percobaan menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan pengaruh perlakuan dosis mulsa jerami dan frekuensi penyiangan. Semakin tinggi dosis mulsa jerami tidak berpengaruh pada berkurangnya frekuensi penyiangan. Mulsa jerami 20 t/ha memberikan hasil terbaik pada pengamatan crop growth rate dan indeks luas daun. Frekuensi penyiangan 2 kali memberikan hasil terbaik pada semua pengamatan.