Pengaruh Jarak Tanam Dan Galur Harapan Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Benih Jagung Hibrida (Zea mays L.)
Main Author: | Taufiqurrahman, Moh. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/763/1/Moh.%C2%A0Taufiqurrahman.pdf http://repository.ub.ac.id/763/ |
Daftar Isi:
- Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain gandum dan padi. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada semakin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Produksi jagung tahun 2014 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II 2014, produksi jagung diperkirakan sebanyak 19,13 juta ton pipilan kering atau mengalami kenaikan sebanyak 0,62 juta ton (3,33 persen) dibandingkan tahun lalu. Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 58,72.000 hektare (1,54 persen) (BPS, 2015). Kenaikan produksi jagung juga disebabkan oleh pemilihan varietas yang ditanam oleh petani dari varietas lokal ke varietas hibrida. Salah satu masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan produktivitas jagung adalah pengaturan jarak tanam yang berdampak pada populasi tanaman dalam satuan luas. Dengan jarak tanam yang tepat maka akan meningkatkan produksi serta benih yang akan dihasilkan juga semakin berkualitas. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan April sampai Agustus 2016 yang dilaksanakan di lahan percobaan PT. Syngenta Seed Indonesia yang berlokasi di desa Tumpang, Malang. Rancangan yang digunakan adalah split plot design dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 27 petak percobaan. dengan menempatkan varietas sebagai petak utama yaitu galur harapan S01 (V1), galur harapan S02 (V2) dan galur NK33 (V3) sedangkan jarak tanam sebagai sub petak yang terdiri dari 3 macam yaitu 65 cm x 16 cm (J1), 65 cm x 18 cm (J2), dan 65 cm x 20 cm. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% jika antar perlakuan berbeda nyata. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan saat tanaman jagung berumur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 55 HST, dan saat panen. Pengamatan tanaman jagung berupa destruktif dan non-destruktif yang diamati pada sampel tanaman yang sama. Pada tanaman jagung variabel yang diamati antara lain variabel pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman dan intersepsi cahaya), variabel hasil (bobot segar tongkol per plot, diameter tongkol, panjang tongkol, hasil panen), kualitas benih (discard kernel, ukuran benih, bobot 1000 butir dan germinasi) dan analisis pertumbuhan tanaman (laju pertumbuhan relatif, indeks luas daun, dan indeks panen). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa galur harapan (S01, S02, S03) dan pengaturan jarak tanam (65 cm x 16 cm, 65 cm x 18 cm, 65 cm x 20 cm) memberikan pengaruh interaksi secara nyata terhadap parameter presentase intersepsi cahaya, indeks luas daun,discard kernel, hasil ton / Ha dan indeks panen. Perlakuan galur harapan S02 dengan jarak tanam 65 cm x 20 cm menghasilkan nilai intersepsi cahaya tertinggi disetiap perlakuan, indeks luas daun tertinggi pada pengamatan 28 hst terdapat pada perlakuan galur harapan S03 dengan jarak tanam 65 cm x 16 cm. Pada parameter discard kernel perlakuan S03 dengan jarak tanam 65 cm x 20 cm menghasilkan discard kernel paling rendah yaitu 2,22 %. Sedangkan Pada parameter hasil ton / Ha perlakuan galur harapan S03 dengan jarak tanam 65 cm x 16 cm menghasilkan hasil panen tertinggi yaitu 7,71 ton / Ha. Penggunaan galur harapan (S01, S02, S03) dengan peningkatan pengaturan jarak tanam dari 65 cm x 16 cm menjadi 65 cm x 20 cm berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kualitas hasil panen tanaman untuk produksi benih jagung yang akan dihasilkan, yang berakibat pada tinggi dan rendahnya hasil panen tanaman jagung yang dapat dimanfaatkan untuk diproduksi sebagai benih hibrida.