Reformasi Administrasi Pajak Hotel (Studi Pada Badan Keuangan Daerah Kota Batu)
Main Author: | Caretta, Whisnu Yudha |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7513/ |
Daftar Isi:
- Kondisi Kota Batu ini membawa daya tarik tersendiri terhadap pengusaha untuk membuka usahanya seperti akomodasi wisata dibidang perhotelan atau rumah penginapan karena Kota Batu memiliki potensi yang besar dibidang akomodasi wisata. Pekembangan jumlah hotel membawa keuntungan bagi Pemerintah Daerah Kota Batu, karena akan mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tidak sedikit dalam sektor pajak daerah atau dalam hal ini pajak hotel. Peran pajak hotel mencapai angka yang cukup besar terhadap penerimaan Kota Batu.Meningkatnya besaran jumlah angka Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak hotel yang tertera dari Badan Keuangan Daerah Kota Batu tidak menggambarkan obyek dan subyek pajak yang sebenarnya atau tidak rinci, dan kecenderungan target selalu ditempatkan pada posisi yang rendah sehingga terlihat bahwa realisasi terlihat tinggi atau mencapai kemajuan, justru penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu dari pajak hotel tersebut rawan mal administrasi dan penyalahgunaan wewenang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang berlokasi di Kota Batu, sedangkan situsnya berada di Badan Keuangan Daerah Kota Batu. Sumber datanya primer diperoleh dari beberapa wawancara dari informan yang berkaitan, sedangkan data sekundernya diperoleh dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan tema tersebut. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri, dan beberapa alat penunjang seperti pedoman wawancara, dan alat bantu lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Badan Keuangan Daerah Kota Batu lebih dominan melaksanakan intensifikasi daripada ekstensifikasi pajak hotel. Penerimaan dari sektor pajak hotel dan restoran merupakan penerimaan yang terbesar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak, karena setiap wisatawan yang datang ke suatu daerah kemudian membelanjakan uangnya di sektor objek wisata (seperti untuk membeli karcis, menginap di hotel, makan di restoran, dan membeli cinderamata). Potensi hotel dan restoran yang besar ini belum sepenuhnya digarap oleh Pemerintah Kota Batu sehingga realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran tidak sesuai dengan potensi hotel yang sebenarnya, hal ini mengakibatkan kontribusi sektor pariwisata melalui pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) kurang optimal.