Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Pada Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dalam Program Percepatan Pengaekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) (Kasus di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang)

Main Author: Nuryawan, Muhammad Fanny
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7494/
Daftar Isi:
  • Penyuluh pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan dan pengetahuan petani sehingga petani dapat meningkatkan produksinya, efisiensi usaha, serta pendapatannya. Peranan penyuluh pertanian untuk membangun pertanian memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang diperuntukkan sebagai modal utama dalam menggerakkan pembangunan pertanian di suatu daerah. Salah satu upaya penyuluh dalam pembangunan pertanian adalah mengoptimalkan lahan pekarangan untuk lahan budidaya tanaman semusim dengan menerapkan kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). KRPL merupakan bagian dari Program Pemerintah yaitu Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), dari adanya program tersebut diharapkan masyarakat mampu mengoptimalkan pekarangan berbasis ramah lingkungan serta dirancang sebagai ketahanan pangan tingkat keluarga. Pelaksanaan KRPL di Desa Petungsewu dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani yang bernama Dewi Sartika. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Menganalisis peran penyuluh pertanian berdasarkan fungsinya dalam Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), 2) Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), 3) menganalisis perubahan perilaku wanita tani dari adanya pelaksanaan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan dibantu scoring pada skala likert, dengan kelas dari pelaksanaan KRPL, peran penyuluh, perubahan perilaku yaitu baik, sedang, buruk. Variabel yang digunakan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan KRPL yaitu pelatihan, penanaman, perawatan, pemanenan, pemasaran. Variabel yang digunakan untuk menganalisis peran penyuluh yaitu sebagai mediator, motivator, pembimbing, fasilitator, organisator. Variabel yang digunakan untuk menganalisis perubahan perilaku wanita tani yaitu pengetahuan, sikap, keterampilan. Metode analisis selanjutnya menggunakan metode triangulasi untuk mengukur validitas informasi. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa variabel (a) peran penyuluh sebagai mediator pada kategori “Sedang” dengan skor 7 atau 77,78% dari skor maksimal 9, (b) peran penyuluh sebagai motivator pada kategori “Tinggi” dengan skor 5,07 atau 84,57% dari skor maksimal 6, (c) peran penyuluh sebagai pembimbing pada kategori “Tinggi” dengan skor 5,85 atau 97,53% dari skor maksimal 6, (d) peran penyuluh sebagai fasilitator pada kategori “Tinggi” dengan skor 7,22 atau 80,25% dari skor maksimal 9, (e) peran penyuluh sebagai organisator pada kategori “Tinggi” dengan skor 4,7 atau 78,4% dari skor maksimal 6. Hasil penelitian kedua menunjukkan bahwa (a) pelaksanaan pelatihan KRPL pada kategori “Tinggi” dengan skor 13,11 atau 87,41% dari skor maksimal 15, (b) pelaksanaan pembenihan KRPL pada kategori “Rendah” dengan skor 2,19 atau 36,42% dari skor maksimal 4, (c) pelaksanaan perawatan KRPL pada kategori ii “Sedang” dengan skor 8,52 atau 70,99% dari skor maksimal 12, (d) pelaksanaan pemanenan KRPL pada kategori “Rendah” dengan skor 3,33 atau 55,56% dari skor maksimal 6, (e) pelaksanaan pemasaran KRPL pada kategori “Rendah” dengan skor 2,19 atau 36,42% dari skor maksimal 4. Hasil penelitian ketiga menunjukkan bahwa variabel (a) perubahan perilaku pada pengetahuan dengan kategori “Tinggi” dengan skor 8,7 atau 96,71% dari skor maksimal 9, (b) perubahan perilaku pada sikap dengan kategori “Tinggi” dengan skor 5,63 atau 93,83% dari skor maksimal 6, (c) perubahan perilaku pada keterampilan dengan kategori “Rendah” dengan skor 2,67 atau 44,44% dari skor maksimal 4.