Pengaruh Kolkhisin Terhadap Fenotipe Dan Jumlah Kromosom Beberapa Varietas Anggur (Vitis vinifera L.)

Main Author: Fitriani, Feby Reza
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7491/
Daftar Isi:
  • Anggur (Vitis vinifera L.) merupakan tanaman merambat yang masuk ke dalam keluarga Vitaceae. Tanaman ini berbentuk semak, memiliki batang berkayu, berbentuk silindris, warna kecoklatan, permukaan kasar, arah tumbuh batang memanjat, dan arah cabang yang membelit. Permintaan anggur di Indonesia cukup tinggi, namun produksi anggur di Indonesia masih belum mencukupi permintaan pasar sehingga menyebabkan pemerintah melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan komoditas tersebut. Permasalahan produksi anggur di Indonesia di antaranya adalah kualitas buah anggur yang masih belum bisa bersaing dengan anggur impor sehingga diperlukan usaha untuk perbaikan sifat tanaman anggur dan peningkatan keragaman, salah satunya dengan melakukan induksi mutasi. Induksi mutasi yang sering dilakukan yaitu dengan menggunakan kolkhisin. Kolkhisin merupakan salah satu bahan kimia apabila diberikan pada tanaman dapat menyebabkan poliploidi pada individu tersebut. Kolkhisin diberikan pada bagian tanaman yang sedang melakukan pembelahan yakni pada titik tumbuh vegetatif misalnya pada benih, kecambah dan ujung batang tanaman. Induksi mutasi dengan kolkhisin diharapkan dapat meningkatkan keragaman tanaman anggur dan selanjutnya dapat diseleksi untuk mendapatkan individu yang memiliki karakter yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan mengetahui pengaruh perlakuan beberapa konsentrasi kolkhisin terhadap keragaan fenotipe dan jumlah kromosom pada beberapa varietas tanaman anggur (Vitis vinifera L.). Hipotesis penelitian ini adalah pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,25% berpengaruh terhadap keragaan fenotip dan jumlah kromosom pada varietas anggur yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2017 di Rumah Kaca Balai Penelitian dan Pengembangan Jeruk dan Buah Sub Tropik, Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Bahan - bahan yang digunakan adalah 3 varietas anggur (Jestro Ag60, Jestro Ag5, dan Jestro Ag45), dan bibit stek anggur di peroleh dari kebun Balai Penelitian dan Pengembangan Jeruk dan Buah Sub Tropik. Bahan lain yang digunakan untuk analisis kromosom antara lain larutan asam asetat glasial 45%, aquades, larutan HCl 1 N, dan larutan aceto orcein 2%. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain adalah gelas preparat, gelas penutup, mikroskop cahaya, Colour Chart, Descriptors of Grapevine (Vitis spp.) dari IPGRI, tube, dan kamera digital. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) 2 faktor. Faktor pertama yaitu tingkat konsentrasi kolkhisin yang terdiri dari 4 taraf yaitu konsentrasi 0; 0,25%; 0,35%; dan 0,45%. Faktor kedua yaitu varietas yang terdiri atas 3 taraf, yaitu varietas Jestro Ag60, Jestro Ag5, dan Jetro Ag45. Terdapat 12 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Variabel pengamatan terdiri dari jumlah kromosom, panjang tunas, diameter batang, jumlah daun pertanaman, bentuk daun, warna daun, dan tebal daun. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Data kuantitatif apabila dari hasil analisis ragam terdapat pengaruh nyata dari perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan ii BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf nyata 5%. Data kualititatif dianalisis secara deskriptif. Perhitungan jumlah kromosom dihitung rata-rata pada setiap perlakuan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kolkhisin dapat memperngaruhi pertumbuhan tanaman anggur. Terdapat Interaksi nyata antara varietas dan kolkhisin pada variabel panjang tunas, jumlah daun, dan diameter tunas (7 mst), sedangkan variabel tebal daun hanya menunjukkan perbedaan nyata pada perlakuan kolkhisin (7 mst). Pada variabel bentuk daun Jestro Ag60 dapat diketahui bahwa bentuk daunnya adalah berbentuk segilima (pentagonal), varietas Jestro Ag5 berbentuk irisan (wedge-shaped), dan varietas Jestro Ag45 berbentuk bundar (circular), tidak terjadi perubahan bentuk daun setelah memberikan perlakuan kolkhisin pada setiap varietas. Pada variabel warna daun dapat diketahui bahwa pada setiap perlakuan yang diberikan pada setiap varietas dapat memberikan perubahan warna daun. Warna daun yang lebih tua ditunjukkan oleh pemberian kolkhisin dengan konsentrasi 0,45%. Berdasarkan hasil perhitungan kromosom dengan sampel daun muda yang diamati pada mikrosop binokuler “Olympus BX51” didapatkan bahwa pada semua tingkat konsentrasi kolkhisin tidak menyebabkan penggandaan kromosom pada semua varietas.