Pengaruh Aplikasi Berbagai Jenis Inert Dust Terhadap Mortalitas Imago Dan Pertumbuhan Populasi Sitophilus zeamais Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae) Pada Benih Jagung Dalam Simpanan

Main Author: Andarista, Venna
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7486/
Daftar Isi:
  • Jagung merupakan salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia. Peningkatan produksi jagung melibatkan berbagai komponen, salah satunya adalah penggunaan benih jagung yang sehat. Pada saat benih jagung disimpan terdapat kendala, yaitu serangan hama pascapanen. Hama pascapanen yang menyerang jagung dalam simpanan salah satunya adalah Sitophilus zeamais. Serangga S. zeamais merupakan hama utama pada jagung dalam simpanan. Berbagai pengendalian telah dilakukan, mulai dari perencanaan gudang penyimpanan, perlakuan benih, hingga pengendalian secara kimiawi. Pengendalian kimiawi yang sering dilakukan adalah dengan fumigasi menggunakan fosfin yang dapat memberikan dampak negatif berupa resistensi hama. Salah satu solusi alternatif pengendalian adalah menggunakan inert dust. Di Indonesia, beberapa bahan yang berpotensi dijadikan inert dust adalah abu sisa pembakaran tumbuhan dan abu vulkanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh aplikasi berbagai jenis inert dust yang berasal dari abu sekam padi, abu vulkanik, abu tongkol jagung, abu tempurung kelapa dan abu daun bambu petung terhadap mortalitas dan pertumbuhan populasi S. zeamais. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2017. Penelitian terdiri dari perlakuan aplikasi inert dust abu sekam padi, abu vulkanik, abu tongkol jagung, abu tempurung kelapa dan abu daun bambu petung dengan dosis masing-masing 4, 8 dan 12 g/kg serta tanpa aplikasi inert dust (kontrol). Penelitian dilakukan dengan mengaplikasikan setiap perlakuan inert dust pada 100 g benih jagung, kemudian sebanyak 25 pasang imago S. zeamais diinfestasikan ke dalam tabung perlakuan. Variabel pengamatan terdiri dari mortalitas imago pada 1, 3 dan 7 hari setelah aplikasi (HSA), jumlah telur, larva, pupa, imago baru, rerata bobot imago baru dan persentase kerusakan benih. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa berbagai jenis inert dust mampu menyebabkan mortalitas imago dan mampu menghambat pertumbuhan S. zeamais. Inert dust abu daun bambu petung, abu sekam padi dan abu tongkol jagung menyebabkan mortalitas imago lebih tinggi dibandingkan dengan abu vulkanik dan abu tempurung kelapa. Mortalitas imago disebabkan oleh kandungan SiO2, berat isi (BI) dan rentang waktu pemaparan inert dust. Inert dust abu daun bambu petung dapat lebih menghambat pertumbuhan populasi S. zeamais dibandingkan dengan perlakuan inert dust yang lain. Rendahnya pertumbuhan populasi dapat disebabkan oleh mortalitas imago pada saat awal aplikasi, rendahnya tingkat oviposisi oleh imago betina, aktivitas kanibalisme pada larva, dan kemampuan pupa berubah menjadi imago baru S. zeamais.