Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan Dan Kontribusi Hutan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus: Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang)
Main Author: | Amaliasari, Lovita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7473/ |
Daftar Isi:
- Hutan kemasyarakatan berperan dalam pemberdayaan masyarakat dan pemberian kepercayaan kepada masyarakat setempat yang tinggal di dalam sekitar kawasan hutan untuk mengusahakan hutan negara sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan pengetahuan sehingga kelestarian sumberdaya hutan dapat dipertahankan. Perkembangan hutan kemasyarakatan yang terus meningkat diharapkan dapat menekan laju eksploitasi yang dilakukan pada hutan alam. Menurut bentuk kegiatannya pola pengelolaan hutan kemasyarakatanterdiri dari dua, yaitu: aneka usaha kehutanan dan agroforestry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani dari pengelolaan hutan kemasyarakatan, menghitung kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan rumah tangga, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani hutan rakyat dilihat dari karakteristik petani. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2017 dengan pemilihan responden menggunakan metode total samplingatau sensus. Responden yang diambil, yaitu: anggota LMDH Dusun Slatri sejumlah 30 responden.Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Persepsi masyarakat desa hutan terhadap manfaat ekologi hutan kemasyarakatan berada pada kategori sangat tinggi dilihat dari persentase jumlah responden yaitu sebesar 76,67%. Manfaat ekologi tersebut antara lain adalah air jernih dan udara sejuk,serta tanah menjadi subur dan tanaman tumbuh dengan baik akibat dari pengelolaan lahan yang baik dan juga ada manfaat hasil hutan non kayu berupa kayu bakar dari hutan tersebut.Sedangkan persepsi terhadap manfaat sosial hutan kemasyarakatan berada pada kategori tinggi dilihat dari persentase jumlah responden yaitu sebesar 50,00%.Hal ini karena petani hutan beranggapan bahwa tanaman merupakan tabungan masa depan yang lebih berharga dibandingkan dengan emas dan menjaga kelestarian hutan merupakan kewajiban yang harus dilakukan agar kelestarian lingkungan tetap terjaga. Faktor internal yang berpengaruh nyata terhadap persepsi adalah umur. Umur memiliki hubungan yang berbalik arah dan cukup kuat dengan tingkat persepsi sebesar 18,5% pada selang kepercayaan 95%. Hal ini berarti semakin rendahumur maka akan semakin tinggi tingkat persepsinya karena umuryang semakin muda maka kualitas sumberdaya manusia semakin meningkat dan mempengaruhi pola pikir dan pandangan petani tentang keberadaan hutan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi petani yaitu luas lahan. Luas kepemilikan lahan memiliki hubungan yang kuat dan searah dengan tingkat persepsi yaitu dengan nilai koefisien korelasi sebesar 36,0% pada selang kepercayaan 95%. Hal ini berarti semakin luas kepemilikan lahan garapan maka akan semakin tinggi tingkat persepsinya karena manfaat yang diperoleh jauh lebih banyak jika lahannya semakin luas. Kegiatan usaha dari hutan kemasyarakatan untuk saat ini memberikan kontribusi terhadap pendapatan total rumah tangga tiap vii petani, yaitu sebesar 38,97% (Rp 5.645.667/tahun). Kegiatan yang paling besar memberikan kontribusi terhadap pendapatan total rumah tangga tiap petani adalah dari kegiatan non usaha tani, yaitu: 55,78% (Rp 8.081.667/tahun).