Hubungan Antara Bobot Badan Induk Betina Terhadap Bobot Telur Dan Bobot Tetas Burung Kenari (Serinus Canaria)
Main Author: | Aditama, Satrio |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/747/ |
Daftar Isi:
- Kepopuleran burung kenari yang sudah cukup lama membuat harga burung kenari lokal sekarang menurun drastis, memicu peternak burung kenari melakukan perkawinan silang yang bertujuan menghasilkan burung kenari berpostur lebih besar agar mendapat nilai jual yang lebih tinggi. Perkawinan silang tanpa adanya recording yang jelas, membuat tampilan fenotip induk betina yang bagus belum tentu akan menghasilkan keturunan yang bagus pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan bobot badan induk betina terhadap keragaman bobot telur dan bobot tetas yang dihasilkan dan faktor lain yang menyebabkan keragaman bobot telur dan bobot tetas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menentukan induk betina yang akan digunakan untuk produksi berdasarkan bobot badannya, sehingga dapat digunakan dalam memprediksi keturunan yang akan dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Bumi Banjararum Asri Blok G-10, desa Banjararum, kecamatan Singosari, kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan Desember 2016. Materi penelitian ini adalah burung kenari lokal berjumlah 40 ekor, terdiri dari 30 ekor induk betina dengan rata-rata umur 9 bulan dan 10 induk jantan dengan rata-rata umur 18 bulan. Sex ratio dalam perkawinan adalah 1 induk jantan : 3 induk betina. Induk betina yang digunakan dipilih secara acak, sehingga bobot badannya bervariasi mulai dari bobot badan yang kecil hingga bobot badan yang besar. Metode penelitian ini adalah percobaan dengan teknik pengambilan data secara langsung dari hasil penimbangan bobot badan induk betina, bobot telur dan bobot tetas menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji korelasi person dan linier regresi. Hasil analisis ragam menunjukkan adanya hubungan yang sangat nyata (P<0,01) antara bobot badan induk terhadap bobot telur dan bobot tetas. Hubungan antara bobot badan induk betina terhadap bobot telur dan bobot tetas ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,91 dan 0,88. Hubungan tersebut juga ditunjukkan pada persamaan regresi linier, yakni Y = 0,13 + 0,08X terhadap bobot telur serta Y = 0,14 + 0,06X terhadap bobot tetas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa keragaman bobot telur dan bobot tetas dipengaruhi bobot badan induk betina sebesar 83% dan 77%. Faktor lain yang dapat mempengaruhi antara lain seperti manajemen pemeliharaan dan lingkungan. Bobot badan induk betina dapat digunakan sebagai acuan dalam seleksi induk betina untuk produksi, tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan pertumbuhan bobot badan dari keturunan yang dihasilkan, baik yang berasal dari bobot tetas kecil maupun bobot tetas besar.