Evaluasi Program Pertanian Organik Kota Wisata Batu (Studi Kasus Petani Bawang Daun Dan Bunga Kol Organik Di Desa Torongrejo, Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu)

Main Author: Riyani, Riska Ayung
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7449/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara dimana sebagian besar wilayahnya berlahan subur yang bisa menghasilkan sayur di segala musim. Hal ini mendorong beragamnya jenis sayuran yang dapat ditanam dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia untuk sayuran terus meningkat seiring dengan adanya tren gaya hidup sehat. Adanya tren gaya hidup sehat dan kembali ke alam (back to nature) serta kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan zat kimia membuat masyarakat lebih selektif dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Oleh karena itu petani memulai untuk menanam sayur organik di lahanya. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Go Organic 2010 yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Program Batu Go Organic merupakan salah satu program alternative yang dibentuk oleh Dinas Pertanian Kota Batu sebagai salah satu wujud Go Organic 2010. Desa Torongrejo dan Junrejo, Kecamatan Junrejo merupakan Desa yang sudah mengadopsi program Batu Go Organic yang dibentuk di Kota Batu pertama kali pada tahun 2013 dengan memilih komuditas sayur dan padi untuk ditanam di kawasan percontohan seluas 10 Ha pada tiap Desa. Meskipun sudah 4 tahun berjalan namun program belum sepenuhnya berhasil oleh karena itu peneliti ingin meneliti bagaiamana evaluasi program pertanian organik di Desa Junrejo dan Torongrejo. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hasil target luasan lahan, bagaimana evaluasi pelaksanaan program dan bagaimana keberlanjutan program pertanian organik di Desa Junrejo dan Torongrejo. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dengan menggunakan metode evaluasi secara responsif. Metode penentuan lokasi pada penelitian ini menggunakan metode purposive yaitu Desa Torongrejo dan Junrejo dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari petani dan PPL sedangkan data sekunder didapatkan dari Dinas Pertanian Kota Batu. Metode pengambilan data menggunakan metode kuisioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa evaluasi luas lahan pertanian organik sesuai target 10 Ha dari Dinas Pertanian di Desa Junrejo luas lahan belum sesuai target yaitu seluas 8,3 Ha sedangkan di Desa Torongrejo luas lahan realisasi sudah sesuai target yaitu seluas 10,05 Ha. Pedoman organik di Desa Junrejo berdasarkan SNI Tentang Pertanian Organik sebesar 75,71% sedangkan di Desa Torongrejo sebesar 74,04%. Sosialisasi di Junrejo direspon petani sebesar 80,29% lebih tinggi daripada Torongrejo yaitu sebesar 75,88%, pelaksanaan bantuan Desa Torongrejo sebesar 76,21% lebih tinggi daripada Junrejo yaitu 68,79% , dan pelaksanaan pemasaran Desa Junrejo lebih tinggi yaitu direspon oleh petani sebesar 76,21% sedangkan di Torongrejo sebesar 68,79%. Respon petani Desa Junrejo terhadap tingkat pencapaian tujuan program pertanian organik lebih tinggi yaitu sebesar 77,51% daripada Torongrejo yaitu sebesar 73,37%. Tingkat keberlanjutan program di Desa Junrejo sebesar 76,69% lebih tinggi daripada di Torongrejo sebesar 70,24%. Saran yang dapat disampaiakan adalah petani memerlukan pasar khusus untuk menjual hasil produk organik dan petani memerlukan sertifikasi organik dari Lembaga Organik Indonesia untuk menjamin produk organik yang diproduksi sehingga harga yang didapatkan oleh petani lebih tinggi.