Uji Daya Hasil 12 Calon Varietas Jagung Hibrida

Main Author: Prasetyo, Riza Agus
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7439/
Daftar Isi:
  • Posisi jagung dalam diversifikasi konsumsi pangan berfungsi dalam mengurangi ketergantungan terhadap makanan pokok.Jagung juga berperan dalam industri pangan yang memerlukan pasokan terbesar dibanding untuk konsumsi langsung. Neraca impor jagung dari tahun 2011 sampai 2015 rata-rata defisit 2 juta ton lebih. Hal ini menunjukkan ketergantungan akan jagung impor semakin meningkat, sehingga perlu usaha terus menerus untuk meningkatkan produksi jagung nasional. Banyak cara untuk meningkatkan produksi jagung. Bagaimanapun juga, memperbaiki kultivar mungkin merupakan pendekatan yang paling efektif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui informasi daya hasil masing-masing calon varietas. Dengan hipotesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan daya hasil dari masing-masing calon varietas yang di tanam. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Brawijaya Griya Santha pada bulan Maret- Juli 2017, Alat yang digunakan untuk kegiatan penanaman dan pemeliharaanialah cangkul, sabit, gunting, kamera, kertas label, papan impraboard, bambu dan tali rafia, meteran, penggarisdan timbangan analitik.Bahan yang digunakan adalah 12 calon jagung hibrida; UB53,UB54, UB55, UB56, UB57, UB58, UB59, UB60, UB61, UB62, UB63, UB64. Sedangkan untuk kontrol digunakan jagung varietas BISI 18 dan Pertiwi 3. Pupuk majemuk NPK (15,15,15), pupuk kompos, pupuk ZA, herbisida, insektisida, fungisida dan air.Penelitian dilakukan pada luas lahan 18,4 m x 43,4 m. Dengan plot seluas 4 m x 2,5 m, jarak antar plot 60 cm. Dalam 1 plot jarak tanam antar jagung adalah 70cm x 20cm (denah). Penelitian menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Terdapat total 56 petak perlakuan yang terdiri dari 12 varietas jagung hibrida dan 2 varietas jagung pembanding (bisi dan pertiwi). Dalam 1 plot percobaan terdapat 72 tanaman(denah). Setiap plot perlakuan terdapat 12 sampel pengamatan. Parameter pengamatan dalam penelitian dibagi menjadi 2 kelompok: kuantitatif dan kualitatif. Pengamatan kualitatif meliputi warna biji, sedangkan kuantitatif meliputi: Tinggi tanaman (cm), umur berbunga jantan (tasseling), umur berbunga betina (silking), panjang tongkol, jumlah tongkol per tanaman, umur panen, panjang tongkol kupasan (kernel), diameter tongkol (cm), bobot tongkol segar, bobot pipilan per tongkol, bobot 100 biji, rendemen hasil, dan potensi hasil. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan tabel annova (uji F). Jika terdapat perbedaan yang nyata dalam perlakuan, maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan (DMRT) dengan taraf 5%. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan beberapa variabel menunjukkan hasil yang berbeda nyata dan tidak berbeda nyata. Karakter yang menunjukkan hasil berbeda nyata adalah perkecambahan 4 hst, perkecambahan 6 hst, tinggi tanaman 2 mst, tinggi tanaman 4 mst, umur tasseling, jumlah tanaman, panjang husk cover, panjang tip filling, diameter tongkol, jumlah baris per ii tongkol, bobot 100 biji, Karakter kuantitatif yang diamati di antaranya tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, umur tasseling, umur silking, umur panen, jumlah tongkol pertanaman, jumlah tongkol produktif, jumlah baris biji per tongkol, panjang tongkol, panjang tip filling, diameter tongkol, dan bobot 100 biji. Sedangkan karakter yang tidak berbeda nyata adalah perkecambahan 5 hst, tinggi tanaman 6 mst, tinggi tanaman 8 mst, tinggi letak tongkol, umur silking, umur panen, jumlah tongkol, biomassa, panjang tongkol, bobot tongkol ton ha-1, bobot pipilan per tongkol, kadar air, rendemen, dan potensi hasil. Dari 12 calon varietas yang diujikan menunjukkan hasil panen yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding komersil yang diujikan yaitu varietas BISI 18 dan Pertiwi. Namun hasil biji kering yang lebih tinggi dari calon varietas yang diujikan dibanding varietas pembanding adalah UB 54, UB 60, UB 61, dan UB 63.