Heritabilitas Karakter Agronomis Pada Lima Populasi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.)

Main Author: Aritonang, Ahmad Madani
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7423/
Daftar Isi:
  • Bayam merah merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi termasuk vitamin, mineral, dan fitonutrien lainnya. Dilihat sudut pandang masyarakat bayam merah merupakan komoditas mudah didapat setiap saat, harga murah dan dapat diolah untuk makanan sehari-hari. Masing-masing jenis bayam mempunyai daerah sebar yang sangat luas karena mampu hidup di ekosistem yang beragam. Nilai nutrisi bayam sayur juga sangat tinggi dengan kandungan protein, kalsium dan besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran kubis dan selada. Produksi bayam di Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2016 mengalami penurunan. Pada tahun 2011 produksinya mencapai 160.513 ton, tahun 2012 produksinya mencapai 155.118, tahun 2013 produksinya mencapai 140.980, tahun 2014 produksinya mencapai 134.166, dan tahun 2015 meningkat menjadi 150.093 ton. Wilayah Indonesia uang memiliki produksi bayam terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat yaitu 22.801 ton (BPS, 2017). Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi. Varietas unggul tanaman didapatkan dengan cara pengembangan keragaman genetik. Heritabilitas berguna untuk mengetahui daya waris dan menduga kemajuan genetik akibat seleksi. Dalam satu populasi, apabila nilai heritabilitas diduga cukup tinggi, maka seleksi terhadap sifat tersebut diharapkan menghasilkan kemajuan genetik yang nyata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari heritabilitas pada karakter agronomis lima populasi bayam merah. Sedangkan hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan heritabilitas karakter agronomis pada lima populasi bayam merah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2017 di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang Jawa Timur dengan ketinggian tempat 460 meter di atas permukaan laut (mdpl). Alat-alat yang digunakan tahap penelitian ini adalah cangkul, meteran, timbangan analitik, jangka sorong, penggaris, pantone color guide , kamera digital, kertas amplop, ajir bambu, baki, kertas label, alat tulis, dan peralatan lain penunjang penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima populasi tanaman bayam merah yakni, benih bayam merah BM UB 1, BM UB 2, BM UB 3, BM UB 4, BM UB 5, dan varietas MIRA sebagai pembanding, pupuk kandang kambing, NPK mutiara (16-16-16), dolomit, dan pestisida berbahan aktif mankozeb dan metomil. Penelitian ini dilakukan menggunakan pengujian individual tanaman, terdiri atas 5 populasi dan 1 varietas diulang sebanyak tiga kali. Sehingga diperoleh 18 petak percobaan. Pengamatan bayam merah dilakukan pada karakter agronomi, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yang diamati meliputi warna daun, bentuk daun, warna tangkai daun, warna tulang daun, warna batang, warna malai, dan warna biji. Sedangkan data kuantitatif yang diamati meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun, diameter batang utama (cm), bobot segar per tanaman (g), umur panen (hari), umur berbunga (hari), jumlah malai per tanaman, total panjang malai (cm), diameter malai (cm), bobot biji per tanaman (g), dan bobot 100 butir biji (g). Data kualitatif akan dianalis dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan ii menampilkan data gambar yang secara visual dapat terlihat keragamannya dan data kuantitatif yang digunakan adalah analisis ragam. Dari hasil penelitian didapatkan nilai duga heritabilitas dari lima populasi bayam merah menunjukkan perbedaan setiap karakter agronomis yang diamati. Karakter agronomis dari lima populasi yang memiliki nilai heritabilitas tinggi yaitu karakter umur panen, umur berbunga, total panjang malai, diameter malai, dan bobot biji per tanaman. Populasi yang memiliki heritabilitas tinggi pada karakter bobot segar pertanaman yaitu BM UB 2, BM UB 3 dan BM UB 4. Populasi yang karakternya memiliki keragaman dan heritabilitas tinggi dapat dilakukan seleksi untuk kegiatan pemulia selanjutnya.