Pengaruh Naungan dan Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada Merah (Lactuca sativa L.) Pada Sistem Hidroponik Substrat
Main Author: | Syafputri, Dwi Wahyuni |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7401/ |
Daftar Isi:
- Selada keriting merah merupakan jenis selada yang diminati masyarakat dewasa ini dikarenakan kandungan gizi dari selada merah yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu upaya untuk menghasilkan selada merah dengan kualitas dan kuantitas tinggi adalah dengan melakukan budidaya selada secara hidroponik substrat. Namun permasalahan produksi selada dengan sistem hidroponik substrat pada petani adalah rendahnya nilai bobot segar tanaman yakni berkisar 100 g/net pot sementara permintaan pasar 250 g/net pot. Pemberian konsentrasi nutrisi yang tepat merupakan kunci dalam menghasilkan selada dengan bobot segar yang tinggi. Selain itu, warna merah daun yang tidak merata juga menjadi permasalahan. Warna merah pada daun berkaitan erat dengan kandungan senyawa flavanoid yakni antosianin pada daun. Keberadaan antosianin pada daun dipengaruhi oleh keberadaan cahaya, suhu, dan nutrisi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh naungan dan konsentrasi nutrisi terhadap pertumbuhan dan hasil selada merah pada sistem hidroponik substrat. Sehingga nantinya diharapkan didapatkan hasil selada merah yang memiliki bobot segar tinggi dan warna daun merah dominan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2017 bertempat di dalam screenhouse CV.Condido Agro-KbU, Dusun Grajan Desa Gendro Nongkojajar Pasuruan Jawa Timur. Alat yang digunakan antara lain ember cat bekas 10 liter, pengaduk nutrisi, gelas ukur, LAM (Leaf Area Meter), timbangan analitik, meteran jahit, buku Pantone colour chart, TDS (Total Dissolved Solid) meter, pH meter, lux meter, thermometer digital, alat tulis, dan kamera. Bahan yang digunakan antara lain benih selada merah varietas Mondai, nutrisi AB mix, bambu, paranet (kerapatan 25%, 50%, 75%), kertas label, polybag ukuran lebar x tinggi yaitu 20 x 25 cm, arang sekam, cocopeat, rockwool, dan air. Penelitian ini menggunakan Rancangan Pola Tersarang (Nested Design) yang terdiri atas dua faktor, yaitu naungan sebagai petak utama terdiri dari 4 taraf yaitu tanpa naungan (N0), naungan 25% (N1), naungan 50% (N2), dan naungan 75% (N3). Sedangkan konsentrasi nutrisi sebagai anak petak dengan taraf perlakuan konsentrasi nutrisi 750 ppm (K0) dan 1000 ppm (K1). Pengamatan yang dilakukan diantaranya pengamatan pertumbuhan meliputi panjang tanaman dan jumlah daun dilakukan ketika tanaman berumur 7, 14, 21, 28, 35, dan 42 hari setelah pindah tanam. Lalu pengamatan panen meliputi luas daun per tanaman, tebal daun, warna daun, bobot segar total, bobot segar yang bernilai ekonomis, analisa kadar antosianin dan analisa kadar klorofil. Serta pengamatan lingkungan dilakukan sebagai data penunjang dengan mengukur intensitas cahaya matahari (Lux) dengan menggunakan lux meter dan mengukur suhu menggunakan thermometer di dalam dan di luar naungan. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam gabungan (combined analysis of variance). Apabila di dapatkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%. ii Hasil analisis ragam gabungan menunjukkan adanya interaksi antara naungan dengan perlakuan konsentrasi nutrisi terhadap penurunan bobot segar total dan ekonomis tanaman namun meningkatkan kandungan klorofil daun tanaman. Bobot segar total dan ekonomis tertinggi diperoleh dari tanaman pada kondisi tanpa dinaungi dengan konsentrasi nutrisi 1000 ppm. Perlakuan naungan memberikan pengaruh terhadap peningkatan panjang tanaman dan luas daun, namun mengurangi jumlah daun, kandungan antosianin daun dan ketebalan daun tanaman. Kandungan antosianin tertinggi terdapat pada daun tanaman yang tanpa dinaungi. Perlakuan konsentrasi nutrisi meningkatkan panjang dan jumlah daun tanaman. Dimana perlakuan konsentrasi nutrisi 1000 ppm menghasilkan tanaman selada yang lebih panjang dan jumlah daun lebih banyak. Tanaman pada kondisi tanpa dinaungi dengan konsentrasi nutrisi 1000 ppm memberikan hasil bobot tanaman tertinggi dengan kandungan antosianin terbanyak.