Efektivitas Program Pengelolaan Sumberdaya Air dan Sektor Pengairan WISMP (Water Resources and Irrigation Sector Management) DalamUpayaPeningkatanPendapatan Usahatani Bawang Merah (Kasus di Desa Mancon, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk)

Main Author: Larasati, Dyah Ayu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7380/
Daftar Isi:
  • Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peranan sektor pertanian dalam hal ini meliputi penghasil bahan pokok, sandang dan papan, penyedia lapangan kerja, dan memberi sumbangan terhadap pendapatan nasional. Tanaman hortikultura merupakan salah satu sector pertanian yang memiliki potensi apabila dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 2012, tanaman hortikultura memberikan sumbangan terhadap PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 22,04 triliun, dimana pendapatan tersebut lebih tinggi dari dua tahun sebelumnya yang mencapai Rp 21,71 triliun (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2012). Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah di Pulau Jawa yang memiliki potensi sebagai penghasil bawang merah terbesar. Pengembangan komoditas tersebut mendapatkan perhatian cukup penting di tingkat daerah khususnya di Jawa Timur, sehingga perlu terus ditingkatkan untuk membantu petani dalam meningkatkan produksi dan pendapatan mereka. Menurut Dirjen Holtikultura(2016), produksi bawang merah Jawa Timur tahun 2013 adalah 243.087ton, pada tahun 2014 meningkat menjadi 293.197 ton dan pada tahun 2015 mencapai 311.234 ton. Daerah yang menjadi penyumbang produksi bawang merah terbesar di Jawa Timur adalah Kabupaten Nganjuk. Untuk produksi bawang merah di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2013 sebesar 110.000 ton, mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 115.000 ton, dan tahun 2015 mencapai peningkatan yang cukup signifikan sebanyak 140.000 ton. Kegiatan pertanian tidak terlepas dari air. Oleh sebab itu, irigasi menjadi salah satu komponen pendukung dalam keberhasilan pembangunan pertanian. Faktor pendukung dan penunjang pembangunan pertanian yang sedang berkembang saat ini adalah pembangunan pengairan atau irigasi yang diarahkan untuk menyediakan air yang cukup bagi tanaman pangan, holtikultura dan komoditas lainnya. Menurut Hansen (1986) irigasi didefinisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyedian cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Irigasi adalah salah satu hal penting untuk mendukung produksi bawang merah yang berkualitas. Peluang untuk meningkatkan produksi dan kualitas bawang merah di Kabupaten Nganjuk sangat besar didukung dengan adanya program WISMP. Water Resources and Irrigation Sector Management Program atau disingkat WISMP adalah salah satu bentuk program nasional untuk pengelolaan sumberdaya air dan irigasi yang diimplementasikan oleh pemerintah. Program WISMP dilaksanakan melalui penyelenggara proses penguatan kapasitas kelembagaan baik di tingkat pemerintah daerah maupun masyarakat petani pemakai air dalam meningkatkan kinerja pengaturan dan perencanaan sektor sumberdaya air dan irigasi, serta kemampuan manajemen dan pendanaan dari instansi-instansi pemerintah terkait dan masyarakat pemakai air di tingkat daerah irigasi dalam menjaga keberlanjutan kebijakan sektor sumberdaya air dan irigasi. Pengelolaan sumberdaya air dan irigasi sebelum dilaksanakannya WISMP dalam keadaan belum baik, seperti adanya saluran irigasi liar yang dibuat petani perseorangan, sehingga menyebabkan kebocoran saluran irigasi dan kekurangan air, kondisiiniakan membuat turunnya kualitas bawang merah yang dihasilkan sehingga berdampakpadarendahnyapendapatan usahatani bawang merah. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan umum yang akan dikaji dalam penilitian ini adalah “Bagaimana tingkat efektivitas program WISMP berpengaruh terhadap pendapatan usahatani bawang merah di daerah penelitian”. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pelaksanaan program WISMP (2) menganalisis tingkat pendapatan usahatani petani bawang merah (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani bawang merah (4) menganalisis tingkat efektivitas program WISMP (5) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi program WISMP Penelitian ini dilakukan di Desa Mancon, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa desa ini menjadikan bawang merah sebagai komoditas unggulannya. Penelitian dilakukan mulai bulan November hingga Januari 2016. Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Random Sampling dengan rumus Parel, et al. (1973). Berdasarkan rumus tersebut diketahui jumlah sampel adalah 32 orang.Metode analisis data yang digunakan adalah uji beda rata-rata dan regresi berganda. Dari hasil analisis diperoleh bahwa Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Kedelai di daerah penelitian secara umum telah sesuai dengan pedoman pelaksanaan program. (2)Tingkat pendapatan petani program dan non program tidak berbeda nyata. (3)Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani variabel yang berpengaruh nyata adalah lahan, tingkat pendidikan dan biaya benih. (4) Untuk efektivitas program WISMP diperoleh sebesar 52% yang artinya tidak efektif.