Hubungan Kerapatan Mangrove Dengan Kepadatan Kepiting Bakau (Scylla Sp.) Di Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai Denpasar, Bali

Main Author: Kusmayadi, Ni Putu Evi Rahayu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7364/
Daftar Isi:
  • Taman Hutan Raya (TAHURA) Ngurah Rai merupakan wilayah yang memiliki potensi mangrove serta memiliki fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien dan makanan bagi organisme hutan mangrove, yaitu kepiting bakau. Adanya penebangan mangrove yang beralih fungsi menjadi bangunan dan pembangunan jalan tol, mengakibatkan terganggunya ekosistem mangrove yang berpengaruh pada penurunan hasil tangkapan kepiting bakau oleh para nelayan penangkap kepiting bakau, dimana kepiting bakau yang juga menjadi salah satu potensi ekonomi di wilayah Benoa. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian mengenai pengaruh kerapatan mangrove terhadap kepadatan kepiting bakau (Scylla Sp.).Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keterkaitan kerapatan mangrove dengan kepadatan kepiting bakau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2017 di kawasan TAHURA Ngurah Rai, Denpasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan penentuan stasiun menggunakan metode purpossive sampling yaitu metode yang digunakan untuk tujuan tertentu, dalam hal ini menentukan 3 stasiun yang masing-masing mewakili tingkat kerapatan mangrove yang berbeda. Adapun data yang digunakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi lapang, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Nilai kerapatan mangrove berkisar antara 976-1717 ind/ha. Stasiun 1 mewakili tingkat kerapatan mangrove yang tergolong padat dengan kerapatan jenis 1717 ind/ha. Stasiun 2 mewakili tingkat kerapatan mangrove yang tergolong sedang dengan nilai kerapatan 1301 ind/ha. Dan stasiun 3 mewakili kategori kerapatan mangrove jarang dengan nilai kerapatan 976 ind/ha. Ditemukan jenis mangrove Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, dan Rhizhophora stylosa dengan jenis yang mendominasi yaitu Rhizophora apiculata. Nilai kepadatan kepiting bakau berkisar antara 133-242 ind/ha. Di stasiun 1 nilai kepadatan kepiting bakau sebesar 242 ind/ha, di stasiun 2 nilai kepadatan kepiting bakau sebesar 190 ind/ha dan stasiun 3 nilai kepadatan kepiting bakau sebesar 133 ind/ha. Ditemukan jenis kepiting bakau Scylla serrata, Scylla tranquebarica dan Scylla paramamosain. Kerapatan mangrove memberikan pengaruh nyata terhadap kelimpahan kepiting bakau. Hubungan antara kerapatan mangrove dengan kepiting bakau diperoleh hubungan Y = 0,1111x + 28,406, Koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah 0,9794 artinya pengaruh kerapatan mangrove terhadap kepadatan kepiting bakau sebesar 97,94%. Pada uji korelasi, koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah 0,990 artinya antara kerapatan mangrove dengan kepadatan kepiting bakau berkorelasi positif sangat kuat. Perlu adanya pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan, sehingga dapat mempengaruhi jumlah kepadatan kepiting bakau sebagai salah satu rantai makanan di ekosistem mangrove yang bernilai ekonomis tinggi.