Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Dengan Memaksimalkan Kualitas Produk Lapis Malang

Main Author: -, Nurhikma
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7357/
Daftar Isi:
  • Saat ini perkembangan bisnis kuliner semakin meningkat. Seperti terlihat pada banyaknya produk yang bermunculan di berbagai daerah. Malang terkenal sebagai daerah pariwitasa dan kuliner baik tradisional maupun modern. Lapis Malang adalah salah satu produk oleh-oleh dari malang yang tergolong baru. Perkembangan produk oleh-oleh menyebabkan peningkatan persaingan bisnis. Ini menuntut setiap pelaku bisnis untuk memiliki strategi yang berbeda dalam menghasilkan produk yang dapat menarik perhatian konsumen. Menanggapi hal tersebut, Lapis Malang membutuhkan usaha untuk mendengarkan suara konsumen. Produk yang sukses tergantung pada bagaimana produk memenuhi harapan pelanggan. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan metode Quality Function Deployment (QFD). Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menentukan persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik yang menjadi prioritas utama untuk meningkatkan kualitas produk Lapis Malang; (2) Menganalisis persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik untuk meningkatkan kualitas produk Lapis Malang dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Penelitian dilakukan di Outlet Lapis Malang di jalan Soekarno Hatta, Malang, Jawa Timur. Pemilihan produk pesaing diperoleh dari hasil diskusi dengan pihak manajer Lapis Malang. Penelitian ini dialkukan semala dua bulan, April-Mei 2017. Data dalam penelitian ini dibagi menjadi primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari instansi, literature dan sumber lain yang terkait dengan topic penelitian. Sebanyak 60 konsumen Lapis Malang diambil sebagai responden untuk penelitian ini. Analisis kualitas produk Lapis Malang menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) melalui matriks House Of Quality (HOQ). Aplikasi yang digunakan untuk menganalisis data yaitu Microsoft Office Excel 2010. Lapis Malang adalah salah satu produk oleh-oleh kuliner. Lapis Malang adalah kue bolu lapis pertama di Malang dengan target penjualan semua golongan masyarakat. Secara resmi, Lapis Malang membuka Outlet pertama pada 17 Januari 2017 di Jalan Soekarno Hatta dan kemudian Outlet kedua dibuka pada 14 Februari 2017 di Jalan Kawi Malang. Karakteristik konsumen Lapis Malang diketahui sebesar 70 % adalah perempuan, sebanyak 46,67 % yang berumur 16-25 tahun, sebanyak 30 % memiliki status pekerjaan sebagai pegawai negeri, sebanyak 41,67 % yang memiliki status pendidikan sebagai sarjana dan terakhir 30 % responden mayoritas berpenghasilan setiap bulan rata-rata Rp 2 – 2,5 juta. Menurut tingkat kepentingan konsumen yang telah membeli produk Lapis Malang, mereka cenderung mememetingkan rasa, telstur, warna, ukuran, variasi produk, kemasan, aroma, daya tahan, estetika, legalitas dan informasi kandungan gizi. Sedangkan persyaratan teknis Lapis Malang adalah pengadaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, proses pembuatan Lapis Malang, penyesuaian harga dna pengajuan izin BPOM. ii Berdasarkan bobot absolut persyaratan pelanggan, urutan prioritas yang harus dipenuhi oleh pihak Lapis Malang. Pertama rasa, karena rasa yang tidak konsisten atau masih terdapat rasa pahit dibeberapa produk Lapis Malang, Sehingga konsumen memiliki harapan dengan rasa yang khas dan lezat. Kedua adalah varian produk, varian produk Lapis Malang saat ini tidak dapat menggambarkan cirri khas dari Kota Malang, melainkan masih seperti kue bolu biasa pada umumnya. Oleh karena itu, konsumen memiliki harapan agar Lapis Malang mempunyai varian rasa yang memiliki ciri khas dari Kota Malang yaitu degan memanfaatkan komoditas unggulan Kota Malang, contohnya Apel, Jeruk dan lain-lain. Berdasarkan bobot absolut persyaratan teknik, urutan prioritas yang harus dipenuhi oleh pihak Lapis Malang yaitu pertama pengadaan bahan baku yang teratur dan memiliki kualitas yang baik sehingga bahan baku yang akan digunakan dapat tersedia pada saat proses pembuatan. Prioritas kedua yaitu proses pembuatan Lapis Malang yang berkaitan dengan kondisi proses selama pengolahan, hal ini dilakukan untuk menjaga konsistensi rasa. Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan sesuai dengan harapan konsumen, Lapis Malang harus fokus pada persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik yang dihasilkan dari penyusunan matriks House Of Quality. Sebaiknya Lapis Malang menambahkan varian rasa produk dengan menggunakan komoditas unggulan Malang seperti Apel, jeruk, stroberi dan sebagainya. Selain itu, sebaiknya menyusun kembali spesifikasi proses pembuatan atau Standar Operasioanl Prosedur (SOP) karena hal ini dapat menjaga konsistensi rasa pada produk.