Uji Daya Hasil Lanjutan 14 Calon Varietas Jagung (Zea mays L.) Hibrida
Main Author: | Wicaksono, Kharismasetya Dermawan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7341/ |
Daftar Isi:
- Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas pangan semusim yang diminati banyak petani di Indonesia. Selain dari hasil panen yang dijual berupa biji, daun dan batang tanaman jagung dapat dimamfaatkan untuk pakan ternak dan juga untuk industri. Seiring perkembangan zaman, jagung dapat dipolah menjadi tepung, minyak, ataupun menjadi produk makanan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, jagung dapat dijadikan salah satu bahan untuk bioethanol ataupun biofuel. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2016), Produksi jagung tahun 2015 sebanyak 19,61 juta ton pipilan kering, mengalami kenaikan sebanyak 0,60 juta ton (3,17 persen) dibanding tahun 2014. Pengingkatan produksi tersebut disebabkan oleh bertambahnya petani yang beralih menanam jagung. Walaupun jumlah produksi jagung terus mengingkat, namun belum mencukupi kebutuhan jagung nasional. Menurut data Kementrian Pertanian RI (2015), pada tahun 2013 dan 2014 impor jagung sebesar 3,17 juta ton, sedangkan pada tahunn 2015 impor jagung Indonesia sebesar 2,385 juta ton. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan komoditas jagung yaitu dengan pengembangan jagung dengan varietas unggul. Dalam upaya pengembangan varietas unggul dibutuhkan beberapa tahapan, diantaranya adalah uji daya hasil lanjutan yang dilakukan untuk mengetahui varietas unggul berdaya hasil luas. Penelitian dilaksanakan di Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri pada 16 Maret 2017 sampai 27 Juni 2017. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Dengan menggunakan 15 galur (UB20, UB21, UB22, UB23, UB24, UB25, UB26, UB27, UB28, UB29, UB30, UB31, UB32, dan UB33) dan 1 varietas jagung hibrida komersil Pioneer P-27. Tiap plot pengamatan terdapat 128 tanaman yang ditanam secara single row. Sehingga total tanaman yang ada sebanyak 5760 tanaman. Parameter yang diamati meliputi: tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, umur tasseling, umur silking, umut panen, jumlah tongkol pertanaman, diameter tongkol, panjang tongkol, kadar air tongkol waktu panen, bobot tongkol dengan klobot, bobot tongkol tanpa klobot, bobot tongkol tanpa klobot per plot, bobot tongkol saat pemipilan, bobot pipilan pertongkol, bobot janggel, bobot 100 biji, randemen hasil, dan potensi per hektar. Data-data tersebut kemudian diuji dengan analisis ragam (uji F) menggunakan taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata antara perlakuan yang diamati maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan BNJ, dan dilakukan pemetaan nilai keunggulan karakter tanaman dengan metode skoring menggunakan 4 kuadran. Penilaian pada 4 kuadran tersebut berdasarkan pendapat konsumen ataupun petani. Penilaian keunggulan karakter tanaman dibagi menjadi; Sangat prosfektif = 10, prosfektif = 7,5, cukup prosfektif = 5, dan kurang prosfektif = 2,5. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 Calon varietas yang mempunyai nilai karakter tanaman unggul melebihi varietas pembanding Pioneer P27, yakni Calon varietas UB24, UB27, UB28, UB29, UB31, UB32, dan UB 33. Keunggulan ii karakter tersebut didapat berdasarkan karakter tanaman meliputi tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, perbandingan tinggi tongkol dengan tinggi tanaman, umur silking, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, bobot 100 biji, randemen, dan potensi hasil. Diantara 7 calon varietas unggul tersebut, terdapat 3 calon varietas yang mempunyai potensi hasil melebihi varietas pembanding Pioneer P27 (7,8 Ton/Ha), yakni Calon varietas UB30 (7,9 Ton/Ha), UB32 (7,9 Ton/Ha), dan UB33 (8,1 Ton/Ha).