Manajemen Bahan Organik Untuk Reklamasi Lahan: Analisis Hubungan Ketersediaan Air dan Pertumbuhan Pohon di Lahan Timbunan Bekas Tambang Batubara PT. Bukit Asam (Persero), Tbk

Main Author: Darma, Agil Adi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7336/
Daftar Isi:
  • Pertambangan batubara di Indonesia umumnya dilakukan dengan sistem terbuka (open pit mining) yang kemudian menghasilkan lahan timbunan yang tidak subur sebagai area tempat pembuangan bahan galian (overburden). Penggunaan bahan organik untuk reklamasi lahan timbunan memerlukan manajemen yang baik agar didapatkan hasil yang optimal. Selain meningkatkan unsur hara, bahan organik berperan dalam meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Air merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketersediaan air di lahan timbunan bekas tambang batubara PTBA sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman reklamasi secara lebih optimal. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari dua faktor, yaitu (1) faktor jenis bahan organik yang terdiri dari 4 taraf dan (2) faktor peletakan yang terdiri dari dua taraf. Parameter yang diamati berupa keteresediaan air tanah melalui pengukuran beberapa sifat fisik tanah setelah pengaplikasian bahan organik selama 12 MST dan pengukuran kadar air harian pada beberapa periode. Kemudian dilakukan pengukuran pertumbuhan tanaman indikator yang meliputi tinggi pohon dan diameter batang setiap dua minggu sekali pada 2 sampai 12 MST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik pada tanah dapat meningkatkan ketersediaan air, dengan nilai tertinggi adalah pada jenis TKKS yaitu 121.77 mm pada blok merbau dan 94.25 mm pada blok sengon buto. Nilai rerata kadar air harian tertinggi pada berbagai kondisi berdasarkan curah hujan juga terdapat pada perlakuan jenis bahan organik TKKS. Hasil uji statistik menunjukkan kombinasi perlakuan jenis dan peletakan bahan organik berpengaruh nyata terhadap tinggi pohon merbau akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi pohon sengon buto. Begitu juga dengan diameter batang kedua tanaman yang juga tidak berpengaruh nyata. Akan tetapi pemberian bahan organik cenderung meningkatkan pertumbuhan tanaman indikator dibandingkan tanpa bahan organik. Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, perlakuan TKKS di lubang tanam meningkatkan rerata tinggi pohon merbau sebesar 30.07 cm dan sengon buto sebesar 72 cm. Sedangkan rerata diameter batang merbau meningkat sebesar 0.48 cm dan sengon buto sebesar 2.07 cm. Hasil uji korelasi menunjukkan ketersediaan air memiliki hubungan yang lebih kuat dengan pertumbuhan merbau dibandingkan sengon buto.