Analisis Kelayakan Usahatani Tebu Sistem Bongkar Ratoon Di Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang

Main Author: Setiawan, Rizki
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7299/
Daftar Isi:
  • Laju peningkatan penduduk sangat berpengaruh terhadap konsumsi makanan salah satunya gula. Konsumsi gula pada tahun 2014 sebesar 6,409 kg/kapita dan pada tahun 2015 konsumsi gula di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 6,805 kg/kapita (Kementrian Pertanian 2015). Untuk mengatasi peningkatan konsumsi gula di Indonesia yaitu dengan cara meningkatkan produksi gula. Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu penggunaan bibit unggul dan penerapan teknologi, Jawa Timur merupakan provinsi terbesar di Indonesia sebagai penghasil tebu. Salah satu kabupaten penghasil tebu di Jawa Timur adalah Kabupaten Jombang (BPS Jawa Timur, 2015). Kabupaten Jombang merupakan sentra penghasil tebu nomor 4 di Jawa Timur dengan luas lahan pada tahun 2014 sebesar 11.983 ha dengan produksi sebesar 57.749 ton. Salah satu kecamatan di Kabupaten Jombang yang membudidayakan tanaman tebu adalah Kecamatan Mojowarno. Petani di Kecamatan Mojowarno membudidayakan tebu menggunakan sistem budidaya bongkar ratoon. Sistem bongkar ratoon dapat meningkatkan pendapatan petani melalui besarnya produktifitas dan tingginya rendemen, akan tetapi untuk melakukan bongkar ratoon membutuhkan biaya yang sangat besar, biaya tersebut diantaranya yaitu biaya pengolahan lahan pembelian bibit dan penanaman. Selain itu lahan yang digunakan adalah lahan sewa. Biaya yang sangat besar tersebut menjadi beban bagi petani untuk melakukan bongkar ratoon. Untuk mengetahui sistem budidaya tebu bongkar ratoon tersebut apakah sudah layak atau belum maka dilakukan analisis kelayakan usahatani tebu sistem bongkar ratoon. Tujuan dari penelitian ini (1) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi petani yang melakukan usahatani tebu sistem bongkar ratoon di Kecamatan Mojowarno.(2) Untuk menganalisis besarnya biaya, penerimaan dan ii pendapatan petani tebu dengan sistem bongkar ratoon di Kecamatan Mojowarno. (3) Untuk menganalisis kelayakan usahatani tebu sistem bongkar ratoon Kecamatan Mojowarno. (4) Untuk menganalisis sensitivitas usahatani tebu terhadap harga jual, peningkatan biaya tenaga kerja serta kombinasi Penurunan harga dan peningkatan upah tenaga kerja. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analsis cash flow diantaranya yaitu Biaya Total, penerimaan dan pendapatan. Untuk analisis kelayakan usahatani menggunakan analisis NPV, Net B/C ratio, IRR dan Payback Period, selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas. Hasil Penelitian yang diperoleh Untuk kondisi sosial dan ekonomi petani tebu yang melakukan usaha tani tebu dengan sistem bongkar ratoon memiliki kondisi pendidikan yang baik, kondisi perekonomian petani baik karena selain pendapatan dari usaha tani tebu petani juga memperoleh pendapatan dari berdagang, beternak dan lain sebagainya. biaya investasi awal per Ha sebesar Rp 35.637.896/ha, total biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp 62.320.000/ha dan total biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp 86.658.422/ha sehingga total biaya pengeluaran sebesar Rp 148.978.422/ha. Penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 212.739.991/ha pendapatan usahatani sebesar Rp 63.761.569/ha. Untuk analisis kelayakan finansial dengan suku bunga yang ditetapkan sebesar 9,95% diketahui layak untuk dijalankan. NPV positif yaitu sebesar Rp 43.030.055 /ha nilai net B/C ratio sebesar 1,3, nilai IRR sebesar 60% dan untuk payback period 2 tahun 7 bulan. Diketahui dalam usahatani tebu sistem bongkar ratoon dengan terjadi perubahan-perubahan seperti penurunan harga jual sebesar 18%, peningkatan upah tenaga kerja sebesar 10%, serta kombinasi antara penurunan harga jual 18% dan peningkatan upah tenaga kerja 10% dengan tingkat bunga sebesar 9,95% usaha tani tetap layak untuk dikembangkan.