Pengaruh Pengendalian Gulma Pada Berbagai Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan Gulma Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill.)

Main Author: Rahmadita, Sylvie
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7294/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L.) Merill) adalah tanaman pangan semusim yang termasuk kedalam golongan leguminose yang tumbuh baik pada lahan dengan ketinggian kurang dari 600 mdpl. Pada tahun 2015, produksi kedelai nasional mencapai 963.183 ton dengan produktivitas mencapai 15,68 kuintal/ha, namun nilai tersebut masih belum memenuhi angka kebutuhan kedelai nasional. Rendahnya produktivitas kedelai salah satunya disebabkan karena adanya gangguan dari tumbuhan liar (gulma) yang dapat menyebabkan persaingan dengan tanaman budidaya sehingga menyebabkan kedelai tidak dapat tumbuh secara optimal. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan gulma dan hasil dari tanaman kedelai terhadap berbagai macam cara pengendalian dan juga jenis pupuk yang digunakan sehingga dapat direkomendasikan teknik pengelolaan lahan budidaya yang baik yang mengacu pada cara pengendalian gulma yang efektif dan tepat. Hipotesis dari penelitian ini ialah dari berbagai cara pengendalian yang dikombinasikan dengan jenis pupuk yang diaplikasikan pada tanaman kedelai akan berpengaruh terhadap hasil dari tanaman kedelai dan juga pertumbuhan gulma yang ada Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2017 hingga Mei 2017 di Agrotechno Park Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Wilayah Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 9 perlakuan dengan 3 ulangan. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, meteran, penggaris, pasak, papan label, kamera digital, kuadran (frame) 0,5 m x 0,5 m, LAM, timbangan digital, amplop, oven. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas Grobogan, pupuk kandang sapi, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCL dan herbisida Oxyfluerfen (Goal 240 EC). Parameter pengamatan tanaman dalam penelitian ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun trifoliate, luas daun, jumlah polong, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, bobot polong, bobot polong isi, obot polong hampa, bobot biji, bobot 100 butir dan hasil tanaman kedelai. Data yang didapatkan selanjutnya di analisa menggunakan analisis ragam (ANOVA) apabila berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Sedangkan pada pengamatan gulma, dilakukan penghitungan jumlah dan identifikasi spesies yang ada pada setiap petak contoh kudrat, lalu dilakukan analisa vegetasi dengan rumus perhitungan yang mengacu pada perhitungan mutlak dan nisbi dari kerapatan, frekuensi, dominansi, serta Summed Dominance Ratio (SDR) setiap spesies gulma yang ada pada petak percobaan. Hasil perhitungan SDR selanjutnya akan dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keanekaragaman, dominansi dan juga pola distibusi gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi antara cara pengendalian gulma dan pengaplikasian jenis pupuk mampu mempengaruhi perubahan spesies gulma, bobot kering gulma, pertumbuhan tanaman kedelai, dan hasil tanaman kedelai. Cara pengendalian gulma dengan herbisida yang dikombinasikan dengan pengaplikasian jenis pupuk organik kurang efektif dalam iii meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai. Cara pengendalian gulma 2 kali dengan pengaplikasian pupuk anorganik mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman baik pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Sedangkan pada komponen hasil, perlakuan yang memiliki hasil paling tinggi terdapat pada perlakuan cara pengendalian gulma 2 kali yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dan maupun kombinasi pupuk organik dan anorganik.