Karakteristik Daun Alga Coklat Sargassum Cristaefolium Dalam Bentuk Kering Dan Teh Dari Perairan Talango, Sumenep, Madura
Main Author: | Umam, Rifqi Saiqul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7256/ |
ctrlnum |
7256 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/7256/</relation><title>Karakteristik Daun Alga Coklat Sargassum Cristaefolium Dalam
Bentuk Kering Dan Teh Dari Perairan Talango, Sumenep,
Madura</title><creator>Umam, Rifqi Saiqul</creator><subject>579.888 Sargassum</subject><description>Rumput laut coklat diketahui memiliki kandungan alginat dan memiliki
senyawa bioaktif seperti senyawa fitokimia (flavonoid, fenolik, steroid, terpenoid
dan steroid). Alga coklat Sargassum cristaefolium belum banyak dimanfaatkan dan
biasanya digunakan sebagai makanan ternak dan pembuatan pupuk sehingga
pemanfaatannya kurang bermakna dan kurang memiliki nilai ekonomis.
Pemanfaatan Sargassum ini bisa digunakan sebagai teh. Tetapi teh rumput laut
coklat belum banyak dikenal secara umum. Masyarakat yang menggunakan
rumput laut sebagai teh belum banyak dikenal dan diketahui karakteristiknya.
Sehingga penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik daun alga coklat
Sargassum cristaefolium bentuk kering dan teh yang diuji mengikuti uji standar teh.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik daun alga coklat
sargassum cristaefolium dalam bentuk kering dan teh yang dibandingkan dengan
standar kualitas teh berdasarkan SNI (3836:2013). Penelitian dilaksanakan pada
Februari 2017–Juli 2017. Sampel Sargassum cristaefolium diambil dari perairan
Talango, Sumenep, Madura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
eksploratif-deskriptif. Karakteristik teh yang uji berdasarkan SNI (3836:2013)
meliputi: kadar air, kadar abu, polifenol, cemaran logam dan cemaran mikroba.
Dan juga ditambahkan informasi senyawa bioaktif dari beberapa uji seperti uji
aktivitas antioksidan, uji kuersetin dengan Liquid Chromatograph Mass
Spectrometry (LC-MS), uji Fourer Transform Infrared (FTIR) dan sebagai informasi
bahan pangan dilakukan uji protein.
Hasil penelitian kedua sampel dibandingkan dengan standar kualitas SNI
(3836:2013) diperoleh hasil Sargassum cristaefolium teh yang sesuai standar SNI
yaitu polifenol (18,33 mgGAE/100gr), serat kasar (13,52%), kadmium (0,026),
timbal (0,001), timah (0,298), merkuri dan arsen (tidak terdeteksi), dan kapang (1
x 102). Sedangkan yang tidak sesuai standar SNI yaitu kadar air (14,122%), kadar
abu (22,563%), angka lempeng total (41 x 103 cfu), dan coliform (1,1 x 105
APM/gr). Hasil organoleptik teh memiliki aroma, rasa dan warna (5,7, 5,625 dan
5,525). Senyawa bioaktif yang dihasilkan yaitu antioksidan IC50 sebesar 198,22
ppm, hasil FTIR teh diduga terdapat gugus hidroksil (OH), C-H dan C-C, C=C
aromatik dan C-O-C mengindikasikan senyawa golongan flavonoid, dan hasil LCMS
menujukkan Sargassum cristaefolium teh terdeteksi kuersetin tetapi tidak
terhitung. Informasi bahan pangan Sargassum cristaefolium teh mengandung
protein 6,84%. Hasil Sargassum cristaefolium kering yang sesuai standar SNI yaitu
serat kasar (14,78%), kadmium (0,026), timbal (0,008), timah (1,541), merkuri dan
arsen (tidak terdeteksi), dan kapang (1 x102). Sedangkan yang tidak sesuai
standar SNI yaitu polifenol (4,89 mgGAE/100gr), kadar air (15,852%), kadar abu
(18,388%), angka lempeng total (114 x 103 cfu), coliform (1,1 x 105 APM/gr). Hasil
organoleptik bentuk kering memiliki aroma, rasa dan warna (6,8, 6,65 dan 5,3).
Senyawa bioaktif yang dihasilkan yaitu antioksidan IC50 sebesar 244,77 ppm, hasil
FTIR kering diduga mengandung komponen C-H dan C-C, eter dan halogen, dan
hasil LC-MS kering terdeteksi kuersetin tetapi tidak terhitung. Informasi bahan
pangan Sargassum cristaefolium kering mengandung protein 7,29%.
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu perlu penelitian lebih
lanjut tentang penggunaan bahan lain selain kapur untuk menghilangkan bau amis
pada sampel serta perlu mengontrol suhu pengeringan untuk mempertahankan
kandungan senyawa bioaktif yang ada pada sampel.</description><date>2017-12-12</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Umam, Rifqi Saiqul (2017) Karakteristik Daun Alga Coklat Sargassum Cristaefolium Dalam Bentuk Kering Dan Teh Dari Perairan Talango, Sumenep, Madura. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FPR/2017/926/051712291</relation><recordID>7256</recordID></dc>
|
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview |
author |
Umam, Rifqi Saiqul |
title |
Karakteristik Daun Alga Coklat Sargassum Cristaefolium Dalam
Bentuk Kering Dan Teh Dari Perairan Talango, Sumenep,
Madura |
publishDate |
2017 |
topic |
579.888 Sargassum |
url |
http://repository.ub.ac.id/7256/ |
contents |
Rumput laut coklat diketahui memiliki kandungan alginat dan memiliki
senyawa bioaktif seperti senyawa fitokimia (flavonoid, fenolik, steroid, terpenoid
dan steroid). Alga coklat Sargassum cristaefolium belum banyak dimanfaatkan dan
biasanya digunakan sebagai makanan ternak dan pembuatan pupuk sehingga
pemanfaatannya kurang bermakna dan kurang memiliki nilai ekonomis.
Pemanfaatan Sargassum ini bisa digunakan sebagai teh. Tetapi teh rumput laut
coklat belum banyak dikenal secara umum. Masyarakat yang menggunakan
rumput laut sebagai teh belum banyak dikenal dan diketahui karakteristiknya.
Sehingga penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik daun alga coklat
Sargassum cristaefolium bentuk kering dan teh yang diuji mengikuti uji standar teh.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik daun alga coklat
sargassum cristaefolium dalam bentuk kering dan teh yang dibandingkan dengan
standar kualitas teh berdasarkan SNI (3836:2013). Penelitian dilaksanakan pada
Februari 2017–Juli 2017. Sampel Sargassum cristaefolium diambil dari perairan
Talango, Sumenep, Madura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
eksploratif-deskriptif. Karakteristik teh yang uji berdasarkan SNI (3836:2013)
meliputi: kadar air, kadar abu, polifenol, cemaran logam dan cemaran mikroba.
Dan juga ditambahkan informasi senyawa bioaktif dari beberapa uji seperti uji
aktivitas antioksidan, uji kuersetin dengan Liquid Chromatograph Mass
Spectrometry (LC-MS), uji Fourer Transform Infrared (FTIR) dan sebagai informasi
bahan pangan dilakukan uji protein.
Hasil penelitian kedua sampel dibandingkan dengan standar kualitas SNI
(3836:2013) diperoleh hasil Sargassum cristaefolium teh yang sesuai standar SNI
yaitu polifenol (18,33 mgGAE/100gr), serat kasar (13,52%), kadmium (0,026),
timbal (0,001), timah (0,298), merkuri dan arsen (tidak terdeteksi), dan kapang (1
x 102). Sedangkan yang tidak sesuai standar SNI yaitu kadar air (14,122%), kadar
abu (22,563%), angka lempeng total (41 x 103 cfu), dan coliform (1,1 x 105
APM/gr). Hasil organoleptik teh memiliki aroma, rasa dan warna (5,7, 5,625 dan
5,525). Senyawa bioaktif yang dihasilkan yaitu antioksidan IC50 sebesar 198,22
ppm, hasil FTIR teh diduga terdapat gugus hidroksil (OH), C-H dan C-C, C=C
aromatik dan C-O-C mengindikasikan senyawa golongan flavonoid, dan hasil LCMS
menujukkan Sargassum cristaefolium teh terdeteksi kuersetin tetapi tidak
terhitung. Informasi bahan pangan Sargassum cristaefolium teh mengandung
protein 6,84%. Hasil Sargassum cristaefolium kering yang sesuai standar SNI yaitu
serat kasar (14,78%), kadmium (0,026), timbal (0,008), timah (1,541), merkuri dan
arsen (tidak terdeteksi), dan kapang (1 x102). Sedangkan yang tidak sesuai
standar SNI yaitu polifenol (4,89 mgGAE/100gr), kadar air (15,852%), kadar abu
(18,388%), angka lempeng total (114 x 103 cfu), coliform (1,1 x 105 APM/gr). Hasil
organoleptik bentuk kering memiliki aroma, rasa dan warna (6,8, 6,65 dan 5,3).
Senyawa bioaktif yang dihasilkan yaitu antioksidan IC50 sebesar 244,77 ppm, hasil
FTIR kering diduga mengandung komponen C-H dan C-C, eter dan halogen, dan
hasil LC-MS kering terdeteksi kuersetin tetapi tidak terhitung. Informasi bahan
pangan Sargassum cristaefolium kering mengandung protein 7,29%.
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu perlu penelitian lebih
lanjut tentang penggunaan bahan lain selain kapur untuk menghilangkan bau amis
pada sampel serta perlu mengontrol suhu pengeringan untuk mempertahankan
kandungan senyawa bioaktif yang ada pada sampel. |
id |
IOS4666.7256 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2018-01-19T18:33:26Z |
last_indexed |
2021-10-18T02:12:07Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751453632480411648 |
score |
17.538404 |