Hubungan Antara Modal Sosial Dengan Partisipasi Kelompok Wanita Tani Dalam Program Kawasan Rumah Pangan Lestari Di Kelurahan Rejomulyo Kota Kediri
Main Author: | Diansetya, Aprilia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7230/ |
Daftar Isi:
- Pangan adalah kebutuhan dasar yang utama bagi kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan akan pangan terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1996, untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu. Produksi pangan yang tidak menentu akibat perubahan iklim dan ekonomi global menuntut peran aktif masyarakat untuk turut serta meningkatkan ketahanan pangan secara mandiri. Salah satu peluang yang masih terbuka untuk meningkatkan peran masyarakat dalam ketahanan pangan rumah tangga yaitu melalui optimalisasi lahan pekarangan. Gerakan Percepatan Optimalisasi Pekarangan dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan penerapan program ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian. Adanya kegiatan tersebut diharapkan setiap rumah tangga mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri tanpa harus membeli dengan cara memanfaatkan pekarangan untuk memproduksi berbagai komoditas pangan. Kelurahan Rejomulyo merupakan salah satu daerah yang menerapkan program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Kota Kediri. Pada awalnya seluruh kegiatan program berjalan dengan baik, namun seiring berjalannya waktu kegiatan tersebut mengalami kemunduran. Hal tersebut disebabkan karena masih belum terwujudnya partisipasi yang tinggi pada program Kawasan Rumah Pangan Lestari. Modal sosial tersebut berdampak pada tingkat pastisipasi masyarakat. Modal sosial dan partisipasi merupakan hal yang sangat penting dan salah satu faktor dari berhasil atau tidaknya pelaksanaan program. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Mendeskripsikan kondisi modal sosial kelompok wanita tani dalam program Kawasan Rumah Pangan Lestari, 2). Mendeskripsikan tingkat partisipasi kelompok wanita tani dalam program Kawasan Rumah Pangan Lestari, 3). Menganalisis hubungan antara modal sosial dan partisipasi kelompok wanita tani dalam program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Kelurahan Rejomulyo. Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive di Kelurahan Rejomulyo Kota Kediri. Metode penentuan responden dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel 35 orang yang tergabung dalam kelompok wanita tani Melati. Variabel yang terdapat pada penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert, kemudian data tersebut diolah menggunakan software SPSS dengan analisis korelasi Rank Spearman. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1). Modal sosial kelompok wanita tani di Kelurahan Rejomulyo yang terdiri dari kepercayaan, norma dan jaringan sosial termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 82%. Hal ini ii dibuktikan dengan adanya hubungan dan kerjasama yang baik antar sesama anggota kelompok maupun dengan pihak diluar anggota. 2).Tingkat partisipasi kelompok wanita tani menurut hasil analisis data yaitu 73%. Persentase tersebut termasuk dalam kategori sedang, karena masih banyak anggota yang berpartisipasi pasif. 3).Terdapat hubungan antara modal sosial dengan partisipasi dalam program Kawasan Rumah Pangan lestari. Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman diperoleh 0,806. Hal ini menujukkan bahwa terdapat keeratan hubungan positif (dua arah) yang tergolong sangat kuat, sehingga semakin tinggi angka pada variabel modal sosial maka semakin tinggi juga angka pada variabel partisipasi. Saran yang bisa diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1). Modal sosial yang dimiliki oleh kelompok wanita tani perlu ditingkatkan agar tidak menurun atau bahkan hilang.; 2) Kelompok wanita tani perlu meningkatkan partisipasinya, terutama pada perencanaan dan evaluasi program