Problem Komunikasi Dalam Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus: Pengembangan Kampung Wisata Ekologi Batu Into Green (BIG) di RW 6, Kelurahan Temas, Kota Batu)

Main Author: Nurdyawati, Resya
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7222/
Daftar Isi:
  • Pengembangan pariwisata dewasa ini lebih terfokus pada wisata ekologi atau yang sering disebut sebagai ecotourism, dengan mentik beratkan pada wisata pendidikan alam maupun sosial budaya masyarakat. Pengembangan ekowisata (ecotourism), memerlukan partisipasi masyarakat lokal guna percepatan pengembangan serta mendukung keberhasilan pengembangan ekowisata. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata juga sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi yang efektif. Salah satu contoh ekowisata yang ada di wilayah Jawa Timur adalah Batu Into Green (BIG) yang terletak di RW 6 Kelurahan Temas kota Batu. Partisipasi masyarakat RW 6 dalam pengembangan BIG dirasa masih belum optimal. Hal ini terlihat dari keterlibatan masyarakat RW 6 dalam beberapa kegiatan yang berlangsung dalam pengembangan BIG, salah satunya adalah kegiatan bazar sehat yang dilaksanakan tiap bulan di minggu terakhir. Partisipasi masyarakat yang dirasa masih belum optimal tersebut dipengaruhi oleh proses komunikasi yang dilakukan oleh aktor BIG yang tergabung dalam jejaring aktor (actor network). Proses komunikasi hanya sebatas pada penyampaian informasi. Aktor BIG yang tergabung dalam jejaring aktor terbagi menjadi aktor manusia yaitu relawan dan pengurus serta aktor non entitas manusia yaitu lingkungan RW 6. Perbedaan jenis aktor tersebut di karena pada penelitian ini menggunakan teori jaringan aktor (actor network theory). Idealnya komunikasi yang dilakukan oleh aktor BIG adalah komunikasi dua arah, namun dalam praktiknya komunikasi yang dilakukan sebatas komunikasi satu arah, salah satunya dengan memanfaatkan media papan pengumuman. Oleh karena itu, penelitian ini meneliti sejauh mana komunikasi yang dilakukan oleh aktor BIG dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan kampung wisata ekologi BIG. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi peran aktor BIG dalam menyampaikan informasi mengenai kegiatan pengembangan BIG, (2) Mengidentifikasi partisipasi masyarakat terhadap ide pembuatan kampung wisata ekologi BIG, (3) Mendeskripsikan metode komunikasi yang digunakan oleh aktor BIG dan (4) Mendeskripsikan strategi komunikasi yang efektif yang dapat digunakan oleh aktor sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan jenis penelitian studi kasus kualitatif. Penentuan tempat pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di kampung ekologi BIG, RW 6 kelurahan Temas, kota Batu. Penentuan lokasi penelitian yang berlokasi di BIG dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada lokasi tersebut, BIG merupakan kampung wisata ekologi yang baru terbentuk dan diresmikan oleh walikota Batu. Sehingga dalam pengembangannya memerlukan partisipasi masyarakat RW 6. Informan yang dipilih dalam penelitian ini berjumlah 11 orang, dengan 4 orang adalah aktor BIG sebagai key informant dan 7 orang sebagai support informant yang berasal ii dari masyarakat RW 6. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik interaktif Miles and Huberman. Hasil dalam penelitian ini adalah (1) Peran aktor BIG dari kelompok relawan adalah sebagai fasilitatator antara masyarakat dengan pihak ketiga seperti pemerintah maupun akademisi yang didalamnya juga berperan sebagai pendamping masyarakat dalam pengembangan BIG serta berperan sebagai formulator kegiatan yang akan berlangsung di BIG. Peran aktor BIG dari kelompok pengurus adalah sebagai penyampai informasi ke masyarakat. Peran entitas nonmanusia sebagai aktor BIG yaitu lingkungan RW 6 adalah memberikan kenyamanan bagi masyarakat RW 6 untuk tinggal di lingkungan tersebut, meningkatkan perokonomian masyarakat dan menambah pengetahuan masyarakat dari adanya kunjungan wisatawan. (2) Partisipasi masyarakat terhadap ide pembentukan BIG termasuk kedalam partisipasi pasif karena pada saaat diskusi mengenai pembentukan BIG hanya elemen masyarakat RW 6 saja yang dilibatkan dalam diskusi tersebut. Masyarakat yang dilibatkan dalam diskusi merupakan masyarakat yang aktif dan peduli lingkungan. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan yang berlangsung di BIG hanya masyarakat tersebut saja yang aktif berpartisipasi. Partisipasi masyarakat yang pasif tersebut dapat juga disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh aktor adalah komunikasi satu arah sehingga tidak diketahui feedback yang diberikan oleh masyarakat selaku komunikan. (3) Metode komunikasi yang dilakukan oleh aktor BIG dalam menyebarkan informasi seperti jadwal kegiatan dilakukan secara interpersonal dan kelompok. Metode komunikasi interpersonal dilakukan secara face to face oleh aktor saat bertemu dengan masyarakat, sedangkan metode komunikasi kelompok dilakukan saat ada pertemuan rutin yang berlangsung di BIG seperti perkumpulan tahlil bapak–bapak maupun PKK. (4) Strategi komunikasi yang dilakukan aktor adalah dengan selalu mengingatkan kepada masyarakat terkait jadwal kegiatan yang akan berlangsung. Strategi komunikasi yang dilakukan aktor yang lainnya adalah dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan ke sesama masyarakat terkait informasi yang mereka dapatkan. Selain mengenai jadwal kegiatan, informasi yang sering dibagikan oleh aktor BIG kepada masyarakat adalah dengan memberikan wacana–wacana mengenai lingkungan seperti himbauan untuk menjaga dan merawat lingkungan. Media yang gunakan oleh aktor dalam menyampaikan informasi adalah dengan menggunkan media grup percakapan whatsApp karena dirasa media tersebut efektif untuk menyebarkan informasi mengingat kesibukan yang dialami oleh aktor. Media lain yang dipilih dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat adalah dengan menggunakan papan pengumuman. Sehingga masyarakat sebagai penerima memiliki sikap yang antusias terhadap adanya BIG. Adapun saran yang dapat diberikan peneliti yaitu: (1) Melakukan proses sosialisasi kepada masyarakat luas agar masyarakat dapat memahami konsep BIG, (2) Metode komunikasi yang digunakan sebaiknya menggunakan model komunikasi dua arah dengan melakukan komunikasi door to door, dan (3) Strategi komunikasi yang dilakukan oleh aktor BIG adalah dengan menjadikan masyarakat sekitar sebagai penyampai informasi kesesama masyarakat sehingga partisipasi masyarakat pada kegiatan dalam pengembangan BIG dapat meningkat.