Analisis Jaringan Komunikasi Petani Sayuran (Kasus Kelompok Tani Sumber Tani I Di Desa Pandanajeng, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang)

Main Author: Harianto, Larasati Cindera Mido
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7196/
Daftar Isi:
  • Teknologi budidaya sayuran salah satunya adalah dalam proses pemeliharan. Pada proses pemeliharaan terdapat permasalahan yang krusial yaitu serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Penggunaan pestisida untuk mengendalikan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) pada tanaman sayuran masih cukup tinggi, sehingga berpengaruh pada hasil panen.Dalam rangka peningkatan mutu dan hasil produksi sayuran diperlukan informasi bagi petani tentang pengamatan dan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang menjadi rujukan dalam berusahatani. Sebagai suatu kelompok kecil, dalam kelompok tani terjadi proses komunikasi antar individu anggota kelompok dan terjadilah proses pertukaran informasi. Penelitian ini bertujuan menghasilkan struktur dan pola jaringan komunikasi secara utuh pada kelompok tani Sumber Tani I Desa Pandanajeng, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan maret hingga mei 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara detail struktur dan aktor-aktor dalam jaringan. Teknik penarikan sampel menggunakan sampel kelompok kecil yaitu kelompok tani Sumber Tani I dengan beranggotakan 35 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terstrukur, observasi, dan wawancara mendalam terkait pencarian infromasi Pengamatan dan Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Data yang diperoleh diolah dan disajikan dalam sosiogram dan tabel frekuensi hubungan serta dianalisis menggunakan software Ucinet VI . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola yang terbentuk secara keseluruhan adalah pola roda yang juga merupakan interlock personal network (memusat) dalam pencarian infromasi terkait pengamatan dan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Struktur yang terbentuk pada kedua jaringan memiliki kekuatan yang lemah dimana secara sistem memiliki tingkat keterhubungan yang rendah. Terbentuknya komponen dan klik pada jaringan komunikasi kelompok tani Sumber Tani I menunjukan kekompakan kelompok tani pada saat pengamatan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), sedangkan pada proses pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) para aktor mengendalikan secara mandiri. Pada level aktor dikedua jaringan merujuk pada satu aktor yaitu pada Bapak Abdul Ghofur yang memilki tingkat popularitas tertinggi yang menjadi aktor paling dekat dengan semua aktor serta dapat menjadi perantara dalam jaringan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi petani dalam menjalin hubungan antar sesama anggota kelompok agar dapat lebih menghidupkan kelompok tani Sumber Tani I. Kelompok tani sebaiknya mengadakan pelatihan pengendalian bersama PPL secara rutin agar dapat terlepas dari permasalahan dalam pengendalian OPT yang mengganggu tanaman budidaya sayuran. Bagi pemerinta, tokoh sentral dapat dijadikan sebgai ujung tombak dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian berkelanjutan, dengan catatan pemerintah memberikan pembinaan dan pendampingan yang lebih efektif.