Ketersediaan Dan Aksesibilitas Aset Penghidupan Petani Padi Komunitas Soko Bumi Jowo Di Desa Sragi Kabupaten Banyuwangi
Main Author: | Agustin, Evi Krisma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7177/ |
Daftar Isi:
- Penghidupan dapat dimaknai sebagai upaya dan aktivitas seseorang dalam memanfaatkan aset yang dimiliki untuk hidup. Berbagai aktivitas dilakukan untuk mencapai penghidupan yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan meningkatkan finansial yang dimiliki. Akan tetapi, kegiatan peningkatan modal finansial dilakukan dengan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA). Eksploitasi berlebih pada SDA dapat menimbulkan berbagai bencana. Hal ini tidak hanya berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati, tetapi juga mempengaruhi segi ekonomi dan sosial apabila produktivitas ekosistem menurun (Waldegrave, 2017). Masyarakat akan berusaha mempertahankan diri dalam keadaan tertekan dan berpotensi menghadapi risiko kelaparan (kemiskinan), bencana alam, konflik karena kelangkaan sumber daya, dan pemindahan populasi. Penghidupan dikatakan berkelanjutan apabila seseorang dapat pulih, bertahan atau beradaptasi dari kerentanan yang dialami dengan memperhatikan kelestarian SDA. Bank Dunia (2016), menyebutkan, mengentaskan kemiskinan dan menstabilkan perubahan iklim menjadi tujuan mencapai pembangunan berkelanjutan. Komunitas Soko Bumi Jowo (SOBUJO) di Desa Sragi, merupakan sekelompok petani yang mulai mengupayakan hal tersebut. SOBUJO mencoba secara mandiri menghindari kemiskinan dan menjaga SDA yang ada. Hal ini dilakukan dengan mengelola lima aset (Modal Manusia, Modal Fisik, Modal Alam, Modal Finansial, dan Modal Sosial) dengan baik untuk menghadapi kerentanan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis ketersediaan dan aksesibilitas aset penghidupan petani padi Komunitas SOBUJO. Selanjutnya, menganalisis strategi penghidupan yang dilakukan petani padi SOBUJO dalam menghadapi perubahan dan tekanan usahataninya. Penelitian dilaksanakan di Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Penentuan lokasi dan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Responden diambil dari petani padi Komunitas Soko Bumi Jowo yang berjumlah 15 petani. Metode pengumpulan data yakni dengan wawancara mendalam, wawancara dengan instrumen kuesioner, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Metode analisis untuk ketersediaan dan aksesibilitas aset penghidupan dilakukan menggunakan model pentagonal aset. Indikator pada tiap variabel kelima aset diukur dengan skala dan dilakukan penilaian (skoring) yang menggolongkan petani padi dalam kategori rendah (1,00-1,66), sedang (1,67- 2,33), dan tinggi (2,34-3,00). Sedangkan analisis Sustainable Livelihood petani dilakukan secara deskriptif untuk menjelaskan atau menggambarkan tentang strategi penghidupan dan Livelihood Outcomes yang dicapai. Kondisi aset penghidupan petani Komunitas SOBUJO di Desa Sragi berada pada kondisi yang baik. Modal Sosial memiliki skor 2,54 (Tinggi). Sedangkan Modal Manusia dan Modal Finansial berada pada posisi sama yaitu memiliki skor 2,21 (Sedang). Modal Fisik memiliki skor 2,16 (Sedang) dan Modal Alam memiliki skor 2,12 (Sedang). Aksesibilitas aset petani anggota Komunitas SOBUJO pada kondisi baik. Modal Fisik publik dapat diakses dengan mudah. ii Begitu pula dengan akses SDA (Modal Alam) sangat mudah didapat selama tidak merusak lingkungan. Semua warga Desa Sragi dapat ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan dan tidak ada pengasingan atau pengucilan terhadap suatu suku, ras, atau agama (Modal Sosial) tertentu. Kuatnya solidaritas mempermudah individu dalam akses kredit (Modal Finansial) kepada tetangga, kerabat atau saudara. Akses pendidikan (Modal Manusia) juga terbuka bagi semua kalangan. Strategi penghidupan yang dilakukan petani SOBUJO yakni: 1) Intensifikasi usahatani padi dengan cara menambah wawasan yang dimiliki melalui pelatihan dan meningkatkan produktivitas dari 5-5,5 ton/Ha menjadi 7,8-8,3 ton/Ha; 2) Diversifikasi dengan melakukan berbagai pekerjaan sambilan seperti berternak, berdagang, guru, buruh bangunan, serta karyawan toko dan swalayan; 3) Migrasi temporer dilakukan anggota rumah tangga yakni sebagai tenaga kerja di luar negeri. Sedangkan Livelihood Outcomes dari aktivitas mengelola aset berupa: 1) Peningkatan pendapatan karena adanya peningkatan hasil panen dan pengurangan biaya input; dan 2) Keberlanjutan SDA dengan menjaganya untuk kepentingan bersama dan dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya.