Efektivitas Konsorsium Mikroba Sebagai Pengendali Penyakit Karat Merah Akibat Alga Cephaleuros sp. Pada Pembibitan Cengkeh Di Wonosalam, Jombang

Main Author: Waumrina, Ana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7164/
Daftar Isi:
  • Penyakit karat merah akibat alga Cephaleuros banyak ditemukan menyerang daun tua pada bibit cengkeh di Kec. Wonosalam, Jombang. Pengendalian penyakit karat merah yang efisien hingga kini belum dilakukan oleh pembibit. Aplikasi mikroba antagonis merupakan solusi pengendalian yang ramah lingkungan dan sudah terbukti efektif untuk mengendalikan berbagai penyakit tanaman. Mikroba dalam bentuk konsorsium merupakan penggabungan beberapa mikroba yang memiliki hubungan sinergisme sehingga dapat menekan perkembangan penyakit lebih efektif. Penelitian terkait penggunaan mikroba antagonis untuk mengendalikan penyakit dan menstimulasi pertumbuhan tanaman perlu dilakukan lebih mendalam karena setiap mikroba antagonis memberikan respon yang berbeda-beda untuk wilayah, waktu, tanaman dan sasaran patogen yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi mikroba tunggal dan konsorsium dalam kombinasi Bacillus subtilis, Pseudomonas fluorescens dan Trichoderma sp. dalam mengendalikan penyakit karat merah serta pengaruhnya dalam menstimulasi pertumbuhan tanaman cengkeh. Penelitian dilakukan pada bulan Februari - Juli 2017 di lahan pembibitan cengkeh yang terletak di Dusun Ganten, Desa Wonomerto, Kec. Wonosalam, Jombang untuk mengetahui efektivitas perlakuan pengendalian dan di laboratorium Penyakit Tumbuhan Universitas Brawijaya untuk mengidentifikasi patogen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diamati yaitu: tinggi tanaman, jumlah daun dan intensitas penyakit. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam dan diuji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Data parameter pertumbuhan, intensitas penyakit dan faktor cuaca dianalisis menggunakan analisis regresi dan korelasi untuk mengetahui hubungan antar parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi mikroba dalam bentuk tunggal maupun konsorsium tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman, namun mampu menekan perkembangan penyakit karat merah lebih baik dibandingkan kontrol. Intensitas penyakit sebelum aplikasi mikroba antagonis adalah 31,23% – 50,23%. Efektivitas pengendalian oleh mikroba dalam bentuk konsorsium lebih baik daripada mikroba tunggal maupun fungisida tembaga yaitu sebesar 49%. Penyakit karat merah memiliki pengaruh dalam menurunkan jumlah daun sebesar 63,2% dengan koefisien korelasi sebesar -0,805 (korelasi kuat). Peningkatan intensitas penyakit karat merah dipengaruhi oleh cuaca terutama penigkatan curah hujan sebesar 57,4% dengan koefisien korelasi 0,792 (korelasi kuat).