Pengaruh Suhu Yang Berbeda Terhadap Perkembangan Embrio Dan Larva Ikan Redfin (Epalzeorynchos Frenatum)
Main Author: | Sinaga, Debora P |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7151/ |
Daftar Isi:
- Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan salah satu komoditas ekspor di Indonesia. Ada banyak jenis ikan hias yang dibudidayakan oleh petani ikan hias di Indonesia dan salah satunya adalah ikan redfin. Dalam proses budidaya, ikan redfin mengalami kendala reproduksi karena faktor cuaca. Hal tersebut menyebabkan ketersedian jumlah ikan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sepanjang tahun. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka kapasitas produksi perlu ditingkatkan dengan memperbaiki kualitas telur dalam menghasilkan intensitas keturunan. Faktor kualitas air terutama suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan organisme. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai pengaruh suhu yang berbeda terhadap perkembangan embrio dan larva ikan redfin (Epalzeorynchos frenatum). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu yang berbeda terhadap perkembangan embrio dan larva ikan redfin. Selain itu untuk mengetahui larva normal dan abnormal serta kelangsungan hidup larva ikan redfin. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang pada bulan April sampai September 2017. Metode penelitian yang digunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan (260C, 270C dan 280C) dan 4 kali ulangan. Data hasil penelitian dilakukan uji normalitas data, kemudian dihitung analisa disik ragam, dilanjutkan uji BNT dan uji polynomial orthogonal. Parameter utama penelitian ini adalah perkembangan embrio, kecepatan menetas, daya tetas telur dan abnormalitas serta kelangsungan hidup larva. Parameter penunjang yaitu pengamatan kualitas air yaitu pH dan DO. Hasil pengamatan embriogenesis dilakukan selama ±24 jam atau 1 hari setelah pembuahan sampai telur menetas untuk yang pertama kali yaitu pada perlakuan C yaitu 19 jam 57 menit. Adapun hasil rerata nilai kecepatan menetas telur ikan redfin yaitu untuk perlakuan A (260C) sebesar 21,09, perlakuan B (270C) sebesar 20,21, perlakuan C (280C) sebesar 19,57. Adapun hasil rerata nilai daya tetas telur ikan redfin yaitu untuk perlakuan A sebesar 43,75%, perlakuan B sebesar 63,54% dan perlakuan C sebesar 75%. Perlakuan C menghasilkan nilai daya tetas telur ikan redfin tertinggi. Adapun hasil rerata abnormalitas larva ikan redfin yaitu untuk perlakuan A (260C) sebesar 5,49%; perlakuan B (270C) yaitu 6,58% dan perlakuan C (280C) sebesar 7,32%. Hasil rerata nilai kelangsungan hidup larva ikan redfin yaitu untuk perlakuan A sebesar 72,25%, perlakuan B sebesar 67,11% dan perlakuan C sebesar 48,53%. Hasil pengamatan kualitas air selama penelitian yaitu berkisar antara 7,21-8,86 dan oksigen terlarut berkisar antara 2,67-4,21 ppm. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu bahwa suhu yang berbeda memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kecepatan menetas telur, daya tetas telur serta kelangsungan hidup larva. Namun, suhu tidak berpengaruh terhadap abnormalitas larva ikan redfin. Selain itu perlu juga dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui suhu optimal untuk perkembangan embrio dan larva ikan redfin.