Analisa Spasial Dan Asesmen Resiko Logam Berat Sedimen Budidaya Peikanan Sekitar Muara Sungai Porong
Daftar Isi:
- Dalam siklus hidrologi kurang dari 1% polutan terlarut dalam air sedangkan lebih dari 99% disimpan dalam sedimen yang merupakan pembawa utama kontaminan di lingkungan perairan. Survei spasial konsentrasi logam dalam sedimen dibandingkan dengan baseline dari lingkungan yang tidak tercemar. Ini adalah langkah kunci dalam memahami transportasi dan pengendapan kontaminan logam dalam sistem perairan. Kontaminasi di sungai dapat dianalisis dengan menggunakan air atau sedimen yang tersuspensi, studi tentang sedimen memberikan peran utama karena mereka memiliki waktu tinggal lebih lama. Peningkatan kadar logam berat dalam air yang awalnya dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme dapat berubah menjadi racun bagi organisme air. Akibatnya, logam tersebut akan diserap dan disimpan dalam sedimen, kemudian terakumulasi ke dalam mikroorganisme melalui rantai makanan. Kepadatan logam berat paling sedikit lima kali lebih tinggi dari kepadatan air. Logam berat mudah teradsorbsi dengan sedimen, yang dapat berfungsi sebagai sumber wastafel dan sekunder dari kontaminan ini dalam air dan biota perairan. Muara Sungai Porong telah digunakan sebagai tambak akuakultur dengan komoditas utama adalah udang dan ikan. Kenaikan dan perkembangan industri di sepanjang sungai Porong disamping memberikan dampak positif terhadap pembangunan, hal tersebut juga dapat berdampak negatif terhadap ekosistem perairan sekitarnya.Tujuan Penelitian ini adalah 1). Berapa kadar logam berat yang terdapat pada sedimen lokasi budidaya perikanan sekitar muara Sungai Porong; 2) Berapa geoaccumulation index (Igeo), Enrichment Factor (EFs) untuk masingmasing logam Mn, Co, Cu, Zn, As, Cd, Hg dan Pb pada sedimen lokasi budidaya perikanan sekitar muara Sungai Porong 3) Berapa Degree of Contamination (DC) dan Ecological Risk Index (ERI) dari logam berat Mn, Co, Cu, Zn, As, Cd, Hg dan Pb pada sedimen lokasi budidaya perikanan sekitar muara Sungai Porong; 4) Bagaimana analisa secara spasial paparan logam berat di sedimen lokasi budidaya perikanan sekitar muara Sungai Porong. Lokasi penelitian ditentukan dengan pertimbangan dapat mewakili karakteristik wilayah budidaya perairan setempat (Skema pengambilan contoh sedimen secara sistematik yaitu metode grid bebas dengan mempertimbangkan kisaran spasial. Jarak pengamatan pada awalnya dibuat secara teratur pada jarak tertentu/jalur segi empat (rectangular grid). Dalam prakteknya titik pengamatan/ pengambilan sampel dapat digeser ke arah utara-selatan atau timur-barat sesuai dengan kondisi setempat. Lokasi pengambilan sampel sedimen dilakukan pada masing-masing grid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah Aluminium (Al), kalsium (Ca), Mangan (Mn), Kobalt (Co), tembaga (Cu), seng (Zn), arsenik (As), kadmium Cd), timbal (Pb) dan merkuri (Hg). Luas penelitian ini adalah sekitar 21,334 hektar (ha). Pola distribusi Igeo untuk logam berat pada x sedimen budidaya muara sungai Porong memperoleh hasil yang menunjukkan distribusi logam berat yang terkandung di sedimen Hg lebih tinggi di sisi selatan muara Porong, dan pola yang hampir serupa juga terlihat pada logam Cu. Igeo Budidaya Sedimen di Sekitar Muara Sungai Porong dari yang terbesar ke terkecil adalah nilai Hg> Pb> Cd> Mn> As> Cu> Zn> Co. Nilai EF diperoleh rata-rata 13,81 yang mengindikasikan pengaruh antropogenik pada konsentrasi logam berat dalam sedimen akuakultur di sekitar Porong. Muara sungai. Nilai EF endapan akuakultur di sekitar muara sungai Porong, dari nilai terbesar sampai terkecil, yang sebagai Hg> Pb> Cd> Mn> Cu> Sebagai> Zn> Co. Hasil DC yang diperoleh di semua 12 stasiun dalam penelitian ini memberi nilai 27,47 - 36,35 dan Luas keseluruhan 21,334 hektar kawasan penelitian menunjukkan hasil Uji Kontaminasi Sangat Tinggi. Titik awal aliran Sungai Porong di Stasiun 12 (kawasan Mlirip) telah mendapatkan hasil yang menunjukkan kondisi tingkat kontaminasi sangat tinggi. Nilai ERI menunjukkan hampir total (20.767 dari 21 344 Ha) keseluruhan lahan di wilayah budidaya muara sungai Porong menunjukkan hasil High Risk, baik di daerah yang berdekatan dengan laut (Stasiun 3,4 dan 7), bersebelahan dengan sungai (Stasiun 3 dan 11) dan bersebelahan dengan areal budidaya padi (stasiun 1, 10 dan 11). Sumber Hg diperkirakan) terletak di daerah antara sumber air Sumber Brantas sampai sebelum lokasi stasiun 12. Secara umum, kondisi endapan budidaya perikanan di muara sungai Porong memenuhi ambang batas. Pola distribusi Igeo menunjukkan bahwa distribusi logam berat yang terkandung di sedimen Hg lebih tinggi di sisi selatan muara. Nilai EF endapan budidaya perikanan di sekitar muara sungai Porong, dari nilai terbesar sampai terkecil, adalah hasil Hg> Pb> Cd> Mn> As> Cu> Zn> Co DC yang diperoleh di semua 12 unit penelitian ini memberikan nilai 27,47 - 36,35 dalam Kategorisasi sangat tinggi derajat kontaminasi. Nilai ERI menunjukkan bahwa hampir keseluruhan area menunjukkan hasil High Risk. Analisis spasial menyimpulkan kondisi sedimen di daerah akuakultur di muara sungai Porong dalam kondisi terkontaminasi logam berat, dan logam berat Hg (merkuri) memberikan kontribusi terbesar.