Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Padi (Oryza sativa L.) Dengan Pendekatan Dea (Data Envelopment Analysis) Di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Main Author: Putri, Dita Affianda
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7086/
Daftar Isi:
  • Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Sektor pertanian memiliki peran penting melalui kontribusinya sebagai penyedia bahan baku industri, penyedia bahan pangan, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, serta pelestarian lingkungan melalui kegiatan usahatani yang ramah lingkungan (Kementrian Pertanian, 2015). Peningkatan konsumsi beras masyarakat yang semakin tinggi menjadi tantangan bagi pemerintah untuk memproduksi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan beras Nasional. Namun usahatani di negara berkembang seperti Indonesia memiliki beberapa kendala yang harus dihadapi, yakni : luas lahan yang sempit, sifat usahatani tergantung oleh musim dan ketidakpastian dalam usahatani (Ken Dasawati, 1896 dalam Sulistiyono, Suwarto, & Rindarjono; 2015). Di Indonesia Jawa Timur merupakan penghasil padi terbesar di Pulau Jawa, dan salah satu sentra padi di Jawa Timur adalah Kecamatan Kepanjen,Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor – faktor produksi pada usahatani padi dan menganalisis alokasi optimum dan penggunaan input usahatani padi di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode DEA VRS (Variabel Return to Scale) dengan orientasi input. Metode DEA VRS digunakan untuk mengukur nilai efisiensi relatif petani padi di Desa Sengguruh yang dijadikan sebagai Descision Making Unit (DMU). Data yang terkumpul dari tiap DMU akan diolah menggunakan Software DEAP 2.1. Keluaran dari software DEAP 2.1 menunjukkan tingkat efisiensi relatif dai setiap DMU terhadap DMU lain dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan persentase responden yang efisien secara teknis sebesar 75,56 persen dan persentase responden yang tidak efisien secara teknis sebesar 24,45 persen dari total responden. Petani responden/DMU (Descision Making Unit) sebanyak 22 orang (48,89 persen) berada pada kondisi IRS (Increasing Returnto Sacle), sebanyak 4 orang (8,89 persen) berada pada kondisi DRS(Decreasing Return to Scale),dan sebanyak 19 orang (42,22 persen) berada pada kondisi CRS (Constan Return to Scale).Sebaran responden/DMU yang efisien secara teknis berdasarkan karakteristik responden terdapat pada DMU yang memiliki luas lahan seluas 0,2 hingga 0,29 Ha, usia 56 tahun hingga 70 tahun, tingkat pendidikan lulusan Sekolah Dasar (SD), pengalaman berusahatani selama 25 tahun hingga 34 tahun, dan memiliki Jumlah Tanggungan dalam Rumah Tangga sebanyak 1 dan 3 orang. Perbandingan dapat dilakukan pada petani responden yang memiliki peers (pembanding). Salah satu contoh adalah DMU nomor 14 dapat di bandingkan dengan DMU nomor 21, nomor 10 dan nomor 7. Perbandingan digunakan untuk mencari solusi perbaikan bagi DMU yang tidak efisien. Mayoritas petani responden/DMU telah efisien dari sisi input yakni sebanyak 55,56 persen dari total responden yang mencapai zero slack untuk seluruh variabel.