Karakterisasi Dan Pengendalian Burkholderia glumae Penyebab Penyakit Bacterial Grain Rot Menggunakan Teknologi Perlakuan Benih Kombinasi Metode Fisik Dan Kimia

Main Author: Nurkasanah, Yayan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7074/
Daftar Isi:
  • Burkholderia glumae adalah patogen yang menyebabkan penyakit Bacterial Grain Rot (BGR). Bakteri B. glumae merupakan jenis bakteri yang berstatus Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) A2, artinya penyebarannya masih terbatas di Indonesia. Selain itu, karakterisasi patogen B. glumae juga masih terbatas. Penyakit BGR dapat menyebabkan kerugian hasil hingga 70-75%. Penyebaran patogen B. glumae melalui benih, pencegahan dapat dilakukan dengan perlakuan benih. Perlakuan benih dapat menggunakan bahan kimia sintetik, kimia nabati, dan perlakuan fisik melalui Dry Heat Treatment (DHT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi bakteri B. glumae, dan mengevaluasi efektifitas perlakuan benih metode kimia, fisik, dan kombinasinya dalam mengendalikan patogen B. glumae yang mengkontaminasi benih padi serta analisis terhadap daya perkecambahan benih padi tersebut. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Juli 2017 bertempat di Laboratorium Proteksi Tanaman Departemen Biotechnology PT. BISI International Tbk., Plosoklaten, Kediri, Jawa Timur. Penelitian dilaksanaan dengan beberapa tahapan, pertama adalah pengambilan sampel benih padi yang bergejala B. glumae, isolasi, pemurnian bakteri target kemudian identifikasi berdasarkan karakter morfologi, biokimia dan teknik PCR. Benih padi yang diduga terinfeksi bakteri B. glumae akan digunakan untuk tahap penelitian kedua, yaitu uji efektifitas perlakuan benih dengan minyak cengkeh, minyak serai wangi, HCl, TSP, Fungisida berbahan aktif Tembaga hidroksida, DHT dan kombinasinya dalam mengendalikan patogen B. glumae pada benih padi serta pengaruh terhadap mutu fisiologis benih tanaman padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan benih tunggal dengan DHT 56 oC selama 15 menit, minyak serai wangi 1% perendaman 30 menit, TSP 2 gram/ 10 ml perendaman 5 jam, Fungisida berbahan aktif Tembaga hidroksida 2 gram/ liter perendaman 5 jam dan perlakuan kombinasi TSP 2 gram/ 10 ml perendaman 5 jam + HCl 0,25 N perendaman 15 menit, DHT 56 oC selama 15 menit + Fungisida berbahan aktif Tembaga hidroksida 2 gram/ liter perendaman 5 jam efektif untuk menghambat perkembangan bakteri B. glumae dan tidak menurunkan mutu fisiologis benih.