Respon Plutella xylostella L. (Lepidoptera: plutellidae) Terhadap Beberapa Cara Pemberian PGPR Pada Tanaman Kubis

Main Author: Kevin B.H, Gerald
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7021/
Daftar Isi:
  • Tanaman kubis (Brassica oleracea var capitata) merupakan jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai produksi yang tinggi. Permintaan konsumen harus diimbangi dengan peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Upaya peningkatan produksi seringkali mengalami berbagai hambatan. Salah satu hambatan produksi kubis adalah serangan ulat kubis P. xylostella. Kerusakan yang dihasilkan sangat khas dan apabila serangan cukup berat dapat menyebabkan gagal panen. Pengelolaan terpadu merupakan suatu cara pendekatan atau cara berpikir pengelolaan hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang bertanggung jawab. Salah satu alternatif pengendalian terpadu adalah dengan cara pemberian rizobakteria pemacu pertumbuhan tanaman atau Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) pada tanaman sebagai bentuk induksi ketahanan pada tanaman. Waktu pemberian PGPR sangat penting untuk menyiapkan tanaman untuk dapat tumbuh dengan optimal dan tahan terhadap serangan OPT. Penelitian dilakukan di Rumah Kawat, Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya, Laboratorium hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari sampai Mei 2017. Metode yang dilakukan dalam penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah (1) perendaman benih pada PGPR (2) perendaman benih dan pencelupan akar pada PGPR pada saat pindah tanam (3) perendaman benih dan pengocoran PGPR sebanyak 1 kali setiap 1 minggu sebanyak 3 kali pada fase vegetatif tanaman kubis (4) perendaman benih, pencelupan akar dan pengocoran PGPR sebanyak 1 kali setiap 1 minggu sebanyak 3 kali pada fase vegetatif tanaman kubis (5) kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian PGPR berpengaruh nyata terhadap daya makan ulat kubis. Hal tersebut diindikasi keberadaan metabolit sekunder dalam bentuk senyawa asing. Senyawa asing yang dimaksud adalah fenol. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan fenol yang diberikan PGPR lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan fenol pada perlakuan kontrol. Pengaruh PGPR tidak berbeda nyata terhadap umur instar. Hal ini diduga karena umur instar dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan oleh ulat kubis tersebut.