Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Aquades Cacing Tanah Eisenia Foetida, Lumbricus Rubellus Dan Cacing Laut Nereis sp. Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus
Main Author: | Ratnasari, Intan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7013/ |
Daftar Isi:
- Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang sering ditemukan berkolonisasi sebagai flora normal pada kulit rongga hidung manusia. Infeksi yang disebabkan dari Staphylococcus aureus diantaranya infeksi bisul, jerawat, impetigo. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, phlebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomyelitis, dan endocarditis. Pengobatan terhadap infeksi Staphylococcus aureus dilakukan melalui pemberian antibiotik. Akan tetapi Staphylococcus aureus menjadi masalah yang sangat serius karena peningkatan resistensi bakteri ini terhadap berbagai jenis antibiotik (Multi Drug Resistance) dan dapat menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki. Sehingga dibutuhkan obat dari bahan alami salah satunya dengan menggunakan hewan cacing tanah dan cacing laut. Secara empiris cacing tanah sering digunakan sebagai obat tipes. Berbagai penelitian terdahulu melaporkan bahwa cacing tanah Eisenia foetida, Lumbricus rubellus, dan cacing laut Nereis sp. memiliki sifat antibakteri, sehingga ketiga cacing tersebut digunakan sebagai pengujian antibakteri secara in vitro. Penelitian ini bertujuan mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antibakteri dari ketiga spesies cacing terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan, Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Institut Biosains, Universitas Brawijaya, Malang pada Bulan Januari-Mei 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan konsentrasi ekstrak (0,10,100,1.000,10.000, dan 100.000 ppm) dan tiga kali pengulangan pada masing-masing variable untuk mengetahui daya hambat ketiga ekstrak terhadap Staphylococcus aureus yang dilanjutkan dengan uji MIC, MBC, dilanjutkan dengan pengamatan pewarnaan sederhana dan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak aquades cacing tanah Eisenia foetida dan Lumbricus rubellus memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus sedangkan ekstrak aquades Nereis sp. tidak memiliki aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak cacing Lumbricus rubellus memiliki aktivitas antibakteri tertinggi (daya hambat 3,08 mm) dibandingkan dengan ekstrak cacing lainnya. Pada uji MIC didapatkan hasil ekstrak cacing Eisenia foetida, Lumbricus rubellus, dan Nereis sp. berturut-turut adalah pada konsentrasi 12.500 ppm, 12.500 ppm dan ˃100.000 ppm. Hasil pengujian MBC mengalami kekeruhan pda ketiga ekstrak cacing yang menunjukkan bahwa ekstrak bersifat bakteristatik. Hasil pengamatan pewarnaan sederhana pada ketiga ekstrak menunjukkan pemisahan koloni bakteri. Hasil pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM) diketahui bahwa bakteri Staphylococcus aureus tidak mengalami kerusakan morfologi secara penuh hanya mengaami pengkerutan. Disarankan sebaiknya melakukan uji dengan menggunakan dosis yang tepat pada ekstrak cacing dengan pelarut aquades