Kajian Aspek Biologi Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Di Perairan Samudera Hindia Yang Didaratkan Di Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan (UPT P2SKP) Pondokdadap, Sendang Biru, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur
Main Author: | Fergiawan, Dimas Galang |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/7002/ |
Daftar Isi:
- Ikan cakalang (K. pelamis) merupakan salah satu ikan pelagis besar kelompok Scombridae yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Perairan Samudera Hindia menyimpan potensi sumberdaya perikanan termasuk cakalang dimana pemanfaatan yang dilakukan di perairan tersebut bersifat open acces. Eksploitasi yang dilakukan secara terus menerus tentunya akan menyebabkan kondisi stok perikana tersebut berkurang. Salah satu metode untuk mengetahui produktifitas suatu spesies adalah mengkaji aspek biologi. Dengan mengetahui sifat biologi ikan, informasi yang didapat adalah kondisi ikan pada saat panjang berapa ikan itu akan memijah dan tingkat produktifitas telur ikan dalam suatu pemijahan. Salah satu pusat pendaratan cakalang di Jawa Timur berada di UPT P2SKP Pondokdadap Sendang Biru, Kabupaten Malang. Lokasi tersebut dilindiungi oleh nature breakwater yaitu Pulau Sempu dimana yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologi ikan cakalang berdasarkan beberapa parameter antara lain hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, panjang pertama ikan tertangkap (Lc) dan panjang ikan pertama matang gonad (Lm), analisis komposisi makanan, fekunditas, dan hubungan fekunditas dengan panjang berat ikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik pengambilan data secara random sampling dimana data merupakan sampel acak, yakni tiap ikan dari stok tersebut harus mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Data kemudian dianalisis dengan bantuan sofware Microsoft Excel 2013. Berdasarkan analisis aspek biologi didapatkan jumlah sampel cakalang sebanyak 1121 ekor, hubungan panjang dan berat cakalang mendapatkan persamaan W = 0,0062FL3,2693 dengan sifat pertumbuhan isometrik. Rasio nisbah kelamin jantan dan betina pada cakalang adalah 1 : 1,241 dengan prosentase betina 55% dan jantan 45%. Tingkat kematangan gonad yang dijumpai dalam penelitian ini adalah TKG I hingga IV. Nilai indeks kematangan gonad didapatkan hasil rata-rata 0,26 hingga 2,13. Nilai Lc sebesar 33,02 cmFL dan Lm 48,8 cmFL yang artinya ikan masih belum dalam ukuran layak tangkap (legal size). Analisa komposisi makanan didapatkan makanan utama cakalang adalah ikan, dimana rata-rata makanannya adalah ikan pelagis kecil. Nilai fekunditas yang didapat berkisar antara 181.608 – 1.145.943 butir telur dimana hubungan antara fekunditas dengan panjang dan berat didapatkan rendah, artinya semakin tinggi fekdunditas maka panjang dan berat juga tidak selalu bertambah. Perlunya kajian informasi biologi lebih lanjut dengan cara monitoring dan analisis data secara time series pada setiap lokasi pendaratan, untuk menjamin proses pemanfaatan cakalang dapat berkelanjutan dan lestari.